Quantcast
Channel: Sindy is My Name
Viewing all 178 articles
Browse latest View live

[FINAL Update Peserta] #FF100Kata

$
0
0
GLEK!

Tak perlu bertele-tele meskipun sejujurnya saya sedikit keselek setelah melihat antusias teman-teman dalam menyukseskan #FF100Kata yang dari hari pertama sudah WOW.

So, inilah daftar peserta (FINAL) Writing Project#FF100Kata:
*daftar diurutkan berdasarkan link mention yang masuk. Bila ada kesalahan penulisan nama/judul, segera konfirmasikan ke saya.

DAY 1
TEMA: "SEBELAS"
  1. Dilarang Makan Pukul Sebelas Malam - @I_am_BOA
  2. Sebelas Januari - @Yani_Anisha
  3. Pukul 11.11 Malam di Lantai 11 - @constantane
  4. Sopir Angkot Itu? - @artantozora
  5. Terputus (Lagi) Sebelas Kali - @sweetladyjane17
  6. Mitos - @vindandri
  7. Bayi Impian - @Dee_Ivana
  8. Jam Antik - @harry_bawole
  9. Harjo FC - @sigitharjo
  10. Gadis Jam Sebelas Malam  - @melctra
  11. Angka yang Hilang - @mae_roseku
  12. Aku Menyukaimu  - @didarnisha
  13. Cinderella Pukul Sebelas - @DhaniRamadhani
  14. Kau Melengkapiku - @didotanindita
  15. Sebelas Hari Lagi - @loveertwoer
  16. Purnama Kesebelas - @momo_DM
  17. Toko Permen di Jalan Sebelas - @RedCarra
  18. Sebelas - @rindrianie
  19. Keturunan Kesebelas - @indtari
  20. Jari Manis - @_irdni
  21. Menunggu - @AbjadBumi
  22. Payudara Sebelas - @siputriwidi
  23. Sebelas Tahun - @aulcooper
  24. Penjemputan - @_bianglala
  25. Satu Album - @ManDewi
  26. Kampung Sebelas - @riniebee
  27. Sebelas - @auxentina
  28. Pemain Kesebelas - @Indah_septriasa
  29. Ungu - @veeveeve
  30. (Bukan) Sebelas - @Chrismanaby
  31. Bubur Huruf - @Tihtian
  32. (Bukan) Juara Dunia Sejati - @_n_kecil
  33. Malam Kesebelas - @MeliyaIndri
  34. 11 Nyawa Baru - @SDBRinshei
  35. Sebelas Sayatan - @suroyo23
  36. Sebelas Waktu - @putri_soekarno
  37. 11 November - @irerosana
  38. Because I Hate "11" - @afrizaamalia_
  39. Bintang Kesebelas - @jiahjava
  40. Sebelas - @rannyrainy
  41. Mereka yang Sempat Dipercaya - @putrikn
  42. Sebelas Juta - @sulunglahitani
  43. Tidak Secanggih Itu - @rifki_jampang
  44. Cinderella - @MentionSari
  45. Wanita dalam Bungkusan Liar - @gyanpratika
  46. November Itu Bernama Kenangan - @cappucinored
  47. Arah Mata Angin Jam Sebelas - @kevin_lioners
  48. Pindah Rumah - @ai1810
  49. Peluru  - @GunturKharisma
  50. Vonis - @cupahul
  51. Just Because - @_Verzeihen
  52. Kesebelasan - @hajimemimi 
  53. Hitungan Kesebelas - @dilamiftah
  54. Anak Kesebelas - @kakaakin
  55. Sebelas Tahun - @noichil
  56. Kembali - @ranikaruslima
  57. Belokan Mimpi - @fannywatmadja
*Untuk 57 peserta di atas otomatis telah masuk NOMINASI peserta paling anteng dalam Writing Project #FF100Kata ini.


DAY 2
TEMA: "PERAWAN"
  1. Bunga 'Perawan' - @Yani_Anisha
  2. Ah! Ternyata! - @momo_DM
  3. Suami Baik - @melctra
  4. Terlalu Posesif - @sweetladyjane17
  5. Pertama - @constantane
  6. Noda yang Melekat - @gyanpratika
  7. Di Sarang Penyamun - @sigitharjo
  8. Perawan Tua - @artantozora
  9. Kembang Setaman Perawan - @MeliyaIndri
  10. Lupa Kacamata - @mae_roseku
  11. Tak (Jadi) Perawan - @DhaniRamadhani
  12. Shinta Obong - @siputriwidi
  13. Janda Atau Pedofil? - @kevin_lioners
  14. Janji - @Tihtian
  15. Diam-Diam, Adik - @suanomali
  16. Pilihan - @putrikn
  17. Penyesalan - @ranikaruslima
  18. Jemari Perawan - @vellarahmania
  19. Masih Perawan - @indtari
  20. Kisah Ibu - @harry_bawole
  21. Angkot Penuh Lelaki - @umizari
  22. Perawan [di Kedai] Tuak? - @_n_kecil
  23. Mereka Memutuskan Aku yang Selanjutnya - @I_am_BOA
  24. Perawan Suci - @sulunglahitani
  25. Perawan di Titik Nol - @fannywatmadja
  26. Bintang - @putri_soekarno
  27. Sekolah Sepuluh Juta - @metamocca
  28. Perawan Malam - @Chrismanaby
  29. Pencarian dan Pertemuan - @milliyya
  30. Hamil! - @RedCarra
  31. Aku Tak Lagi Perawan - @didarnisha
  32. Arloji - @suroyo23
  33. Perawa(ta)n Perawan - @loveertwoer
  34. Balada Bos Baru - @ManDewi
  35. Perawan-Perawan - @_bianglala
  36. Muak - @veeveeve
  37. Depan Belakang - @kesh_chia
  38. Perawan Desa - @aulcooper
  39. Bidan Fina - @didotanindita
  40. Sebelum Selamanya - @noichil
  41. Persembahan Buat Ibu - @WibzWahyu
  42. Bukti - @rindrianie
  43. Malam Pertama - @rannyrainy
  44. Salah Sangka - @AbjadBumi
  45. Janda Perawan - @SDBRinshei
  46. Cerita Si Perawan - @MentionSari
  47. Maling Perawan - @dewisrii_
  48. Pamrih- @rinibee
  49. Perawan yang Tak Pandai Menduga - @adiaribowo
  50. Sebuah Pilihan  - @rifki_jampang
  51. Trauma - @hajimemimi
  52. Angel, Gadis yang Tidak Lulus Tes Keperawanan dan Meminta Pertanggungjawaban Bapak Kepala Sekolah - @NafriYrrah
  53. Keperawanan - @jiahjava
  54. Hutang - @ai1810
  55. Pengakuan - @fitri4mini
  56. Wanita di Balik Tudung@vindandri 
  57. Close to You@cappucinored
  58. Balada Anak Perawan@Dee_Ivana
  59. Taman Virginia - @_irdni 

DAY 3
TEMA: "AMPAS KOPI"
  1. Ampas Hati - @Yani_Anisha
  2. Pertanda Hati - @Anggita59
  3. Ampas Kopi Sialan - @veeveeve
  4. Cethe Sriti - @melctra
  5. Terima Kasih Kopinya Enak - @mae_roseku
  6. Kopi Pahit Terakhir - @sulunglahitani
  7. Kepala Manusia - @gyanpratika
  8. Lumayan - @momo_DM
  9. Sebungkus Kopi yang Tak Bertuan - @kevin_lioners
  10. Ampas Cerita - @suroyo23
  11. Bagaikan Ampas Kopi - @DhaniRamadhani
  12. Revolusi dan Warung Kopi Mbok Darmi - @constantane
  13. Sebelum - @siputriwidi
  14. Ampas Kopi di Dasar Gelas - @noichil
  15. Ampas Kopi dan Dirinya - @RedCarra
  16. Jampi-Jampi Secangkir Kopi - @sweetladyjane17
  17. Perenggut Langkah - @putrikn
  18. Air Keruh, Limbat Keluar - @vindandri
  19. Racikan Kopi Sang Istri - @artantozora
  20. Aku, yang Kau Tinggalkan - @didotanindita
  21. Ampas Kopi Pagi Hari - @cappucinored
  22. Aku, Istriku dan Ampas Kopi - @harry_bawole
  23. Kopi Istimewa - @indtari
  24. Mas Dudi - @galrev2013
  25. Gerimis Pagi - @Tihtian
  26. Proyek Baru - @Dee_Ivana
  27. Lelaki Ampas Kopi - @MeliyaIndri
  28. Dirimu dan Ampas Kopi - @rifki_jampang
  29. Antara Ampas Kopi dan Reuni - @hermalovecat
  30. Kopi Mbah Dukun - @_n_kecil
  31. Meramal Lisa - @ManDewi
  32. Gerimis - @aulcooper
  33. Aku Belum Pernah Melihat Cara Itu - @_bianglala
  34. Ramalan - @rannyrainy
  35. Tikus Berdasi - @_irdni
  36. Anti-Mainstream - @vellarahmania
  37. Aku Ingin Cantik - @Chrismanaby
  38. Black Coffee - @_Verzeihen
  39. Pesta Kremasi - @kesh_chia
  40. Cafe Remang - @irerosana
  41. Saksi Bisu - @fannywatmadja
  42. Tembak! - @SDBRinshei
  43. Ramalan Ampas Kopi - @fatwaningrumNa
  44. Ampas Kopi Presiden - @anhardanaputra
  45. Jodoh Dalam Ampas Kopi - @I_am_BOA
  46. Duh, Ampas Kopi! - @hanifahae
  47. Kopi Keseribu - @didarnisha
  48. Kopi Pahit - @jiahjava
  49. Ampas Kopi Sumi - @attararya
  50. Lelaki - @putri_soekarno
  51. Desas-desus - @umizari

DAY 4
TEMA: "PANGGUNG"
  1. Sandiwara Cinta Macam Apa Ini? - @Yani_Anisha
  2. Dunia, Panggung Boneka - @constantane
  3. Backstage Dilemma - @putrikn
  4. Bunyi Malam - @melctra
  5. (Ke)Labu - @momo_DM
  6. Panggung Politik Negeri Ini - @RedCarra
  7. Drama Rajo nan Panjang - @sulunglahitani
  8. Merencanakan Kematian - @gyanpratika
  9. Drama - @DhaniRamadhani
  10. With(in) Lie - @didarnisha
  11. Unfinished Symphony - @_irdni
  12. Drama - @tikarlina
  13. I'm So Cool - @mae_roseku
  14. Raga dan Pikiran Tak Berada di Satu Panggung - @kevin_lioners
  15. Sriti Laris, Mas - @siputriwidi
  16. Sembunyi di Balik Panggung - @Idash3424
  17. Aksi Adik Yang Tertunda - @harry_bawole
  18. Panggung Siksa - @veeveeve
  19. Rasuk - @vellarahmania
  20. Posesif - @umizari
  21. Pertanda Panggung Sandiwara Clara - @vindandri
  22. Tragedi Panggung Roboh - @hermalovecat
  23. Sundari - @riniebee
  24. Panggung - @franc3ssa
  25. Panggung Dunia - @annytasumarya
  26. P(anggun)g Kesetiaan - @aulcooper
  27. Keramat - @rifki_jampang
  28. Rocker Juga Manusia (Bisa Salah, Bisa Juga Lupa)_n_kecil
  29. Terlambat Masuk - @didotanindita
  30. Yaresaki, Biduan Seberang - @Tihtian
  31. Ledek Turun Panggung - @MeliyaIndri
  32. Berani Tampil - @ManDewi
  33. Demam (Panggung) - @GunturKharisma
  34. Mati (Lagi) - @artantozora
  35. Kado Buat Keluarga - @suroyo23
  36. Andai Hidupku Seperti Ini - @putri_soekarno
  37. Panggung Kehidupan - @NafriYrrah
  38. Panggung Sandiwara - @Chrismanaby
  39. Panggung Sandiwara - @anhardanaputra
  40. Puteri Panggung - @galrev2013
  41. Talk Show - @Dee_Ivana
  42. Sebuah Kejutan Untuk yang Tercinta - @Anggita59
  43. Ayam Jago - @_bianglala
  44. Panggung Rubuh - @AbjadBumi
  45. Panggung Terakhir Laksmi - @attararya
  46. Panggung Cinta - @ranikaruslima
  47. Panggung Kematian - @SDBRinshei
  48. And Cut! - @I_am_BOA 
  49. Salah Panggung - @hujanrintih2
  50. Gagal Panggung - @d3zn4r4
  51. Bebas - @unidzalika
  52. Demam Panggung@noichil
  53. Sinden Jalanan - @indtari
  54. Ciuman Sang Bintang Panggung - @fannywatmadja

DAY 5
TEMA: "SIHIR"
  1. (Bukan) Penyihir - @Yani_Anisha
  2. Penyihir Desa Slamina - @constantane
  3. Berakhir - @Idash3424
  4. Ayamku....!! - @DhaniRamadhani
  5. Pengikut Setia - @momo_DM
  6. Malin - @Irfanaulia
  7. Kemarin, Cici Mati Gantung Diri - @siputriwidi
  8. Atraksi - @Dee_Ivana
  9. Musnahkan! - @RedCarra
  10. Dua Puluh Tahun Lalu - @vellarahmania
  11. Kakakku Malang - @harry_bawole
  12. Menyihir Ramlah - @melctra
  13. Terbius Sakura - @putrikn
  14. Mantra Andalan - @rifki_jampang
  15. Keadilan dan Korban - @Anggita59
  16. Tratatatulita - @mae_roseku
  17. Ternyata... - @hanifahae
  18. Mayang Cenayang - @unidzalika
  19. Sulap Pemikat Hati - @_n_kecil
  20. Sihir Senyumnya - @annytasumarya
  21. Pelajaran Dari Ibu - @fannywatmadja
  22. Qruzee - @_irdni
  23. Sihir Gagal - @tikarlina
  24. Mbah Sutopo - @MentionSari
  25. Mbah Cilik - @didarnisha
  26. Tarian Kiyuku Jason - @vindandri
  27. Sihirr Cintaa - @riniebee
  28. Membangunkan Sang Peri - @putri_soekarno
  29. Dan Begitu Pun Aku - @GunturKharisma
  30. Penikmat Goyang Lidah - @WibzWahyu
  31. Lumos - @ManDewi
  32. Sentuhan Midas - @attararya
  33. Nenek Sihir - @Chrismanaby
  34. Mantra Kehidupan - @rannyrainy
  35. Di Mana Ibuku? - @gyanpratika
  36. Eragon, Si Penyihir - @hermalovecat
  37. Jangan Tatap Matanya - @_bianglala
  38. Petualangan Deka - @didotanindita
  39. Kertas Sihir Ipah - @loveertwoer
  40. Kejar dan Hajar - @artantozora
  41. Ternyata - @AbjadBumi
  42. Sesat? - @indtari
  43. Tak Berfungsi - @Tihtian
  44. Gasing Tengkorak - @sulunglahitani
  45. Mantra Hebat - @jiahjava
  46. Pertarungan Sihir - @aulcooper
  47. Birthday Wish - @rindrianie
  48. Sihir Makan Tuan - @MeliyaIndri
  49. Makhluk Magis - @ranikaruslima
  50. Kesihir Cinta - @d3zn4r4
  51. Qorun - @galrev2013
  52. Rona Mata Dinda - @suroyo23
  53. Gagap Teknologi - @veeveeve
  54. Mantra - @I_am_BOA
  55. Pizza Bermantra  - @umizari
  56. Jampi-jampi  - @franc3ssa
DAY 6
TEMA: "BAYI"
  1. Tangisan Tengah Malam - @mae_roseku
  2. Aku (Hanya) Ingin Makan!! - @Yani_Anisha
  3. Bayi Rapunzel - @candraabuana
  4. Bellva, Namanya! - @vindandri
  5. Anakku Bukan Bayiku - @gyanpratika
  6. Ben - Thalia (2) - @nindasyahfi
  7. Jangan Percaya Tante Rima, Nak! - @DhaniRamadhani
  8. Duka untuk Laras - @dewisrii_
  9. Hamil - @tikarlina
  10. Abadinya Bayiku - @melctra
  11. Hasil Buruan - @ai1810
  12. Dia Memanggil Bayinya - @Idash3424
  13. Anakku Naila, Anakku yang Malang - @hujanrintih2
  14. Who's Baby? - @hanifahae
  15. Bayi yang Tertukar? - @SDBRinshei
  16. Precious - @putrikn
  17. Bayi Jenius Menyusup Ke Ruang Kendali - @constantane
  18. Anakku Gatotkaca - @siputriwidi
  19. Jagoan - @artantozora
  20. Malam Pertama - @RedCarra
  21. Baru Lahir - @Irfanaulia
  22. Bayi Ajaib - @dian_ismy
  23. Bayi Siapa? - @auxentina
  24. Anak Jago(an) - @momo_DM
  25. Bayi Kembar - @rifki_jampang
  26. Perkara Memberi Nama - @ManDewi
  27. Cerita Bunda - @aulcooper
  28. Aku Di Mana? - @loveertwoer
  29. Yang Telah Dinanti - @fannywatmadja
  30. Lelucon Yang (Tidak) Lucu - @Anggita59
  31. Gift from God - @sixaui
  32. Satu Malaikat - @GunturKharisma
  33. Dongeng Sebelum Tidur - @umizari
  34. Bukan Musa, Bukan Isa, Dia Karna - @MeliyaIndri
  35. Ayam dan Manusia - @Chrismanaby
  36. Sebuah Perpisahan - @Dee_Ivana
  37. Sepotong Ayam Panggang - @hediarizki
  38. Belum Waktunya - @veeveeve
  39. Lelaki Pencuri Hati - @attararya
  40. Nina dan Rumput yang Bergoyang - @_n_kecil
  41. Tempat Tinggalku Sekarang - @didotanindita
  42. Kembar Tak Mirip - @ranikaruslima
  43. Cindil - @WibzWahyu
  44. Timang Bayiku, Sayang - @putri_soekarno
  45. Bayi Dini Hari - @_irdni
  46. Ingin Jadi Dokter - @noichil
  47. Keranjang Malam - @didarnisha
  48. Sobekan - @Tihtian
  49. Kelahiran Agung - @I_am_BOA
  50. Terpesona - @rindrianie
  51. Korban Iklan - @_bianglala
  52. Orang Tua - @vellarahmania
  53. (Bukan) Anakku - @indtari
  54. Belajar Padanya - @annytasumarya
  55. Kutukan Jamilah - @NafriYrrah
  56. Abosolis - @unidzalika
  57. Bayi Itu (Bukan) Anakku - @harry_bawole
  58. Demi Anakku - @riniebee
  59. Adik Baru - @AbjadBumi
  60. Edelweis - @cappucinored
  61. Syndrom X - @galrev2013
  62. Melahirkan Api - @sulunglahitani
  63. Makan Malam - @franc3ssa
  64. Siklus Hidup  - @jiahjava
  65. Mari Kita Cari Makan - @fitri4mini
  66. Bayi (Malaikat)  - @d3znd4r4
*Because I don't hire an "admin" for this blog account and since my minus has got worse, I only back-linked the title of your FF (not also with your twitter account anymore). Hope you don't mind, guys!


DAY 7
TEMA: "AYAH"

  1. Aku dan Kemeja Batik Ayah - @hujanrintih2
  2. Ayah Kita Sama - @Yani_Anisha
  3. Telepon dari Kutub Utara - @Anggita59
  4. Sepeda Butut Ayahku - @ranikaruslima
  5. Ayahku, Ibuku - @didarnisha
  6. Cara Jitu - @momo_DM
  7. Lelaki Pendongeng - @_irdni
  8. Seperti Ayah - @didochacha
  9. Tangisan Lara - @vee_marita
  10. Ayah - @tikarlina
  11. Ayah - @artantozora
  12. Kunjungan Siang Tadi - @RedCarra
  13. Ayah dan Kempulan Asap Putih - @annytasumarya
  14. Ben - Thalia (3) - @nindasyahfi
  15. Pulang Malam - @didotanindita
  16. Dalam Diammu Kau Merindu, Yah.. - @farahawaliyah
  17. Pohon Natal - @Idash3424
  18. Denyut Cinta Untuk Papa - @dilamiftah
  19. Percakapan Terakhir Di Tanah Lapang - @constantane
  20. Sebuah Perjuangan - @rifki_jampang
  21. (Almost) Last Role - @putrikn
  22. Mencari Sempurna - @tarazhafira
  23. Bapak - @melctra
  24. Ayah yang Dirindukan - @aulcooper
  25. Ayah, Tunggu Aku Pulang - @mae_roseku
  26. Menjemput Lila - @umizari
  27. Pekerjaan Ayah - @ai1810
  28. Demi Anakku - @Chrismanaby
  29. Penyakit Ayah - @fannywatmadja
  30. Ayahku Penjual Kue Pancong - @gyanpratika
  31. Batal Pulang - @sixaui
  32. Bekas Papa - @siputriwidi
  33. Pulang Pada Ayah - @putri_soekarno
  34. Benci Dipanggil Papa - @_n_kecil
  35. 1991-2009 - @kesh_chia
  36. Ayah Telepon - @sulunglahitani
  37. Ayah - @Irfanaulia
  38. Galau - @_bianglala
  39. Aku Mau Sama Bapak - @rindrianie
  40. Pesan Kematian - @Tihtian
  41. Mimpi Tujuh Hari yang Lalu - @kevin_lioners
  42. Arti Hadirmu - @hanifahae
  43. Ayah, Oh, Ayah - @hermalovecat
  44. Seratus Kata - @suroyo23
  45. Pupus - @WibzWahyu
  46. Mencandui Ayah - @veeveeve
  47. Ayahku Harus Kerja Ekstra - @dian_ismy
  48. Istana Untuk Ayah - @rannyrainy
  49. Penjala Ikan - @loveertwoer
  50. Wali Nikah - @indtari
  51. A-Y-A-H - @Dee_Ivana
  52. Pengamen Jaranan Itu, Bapakku - @MeliyaIndri
  53. Mengapa Ayah Berbeda? - @noichil
  54. Aku Benci Ayah - @galrev2013
  55. Pria Masa Lalu - @hediarizki
  56. Kunjungan - @cappucinored
  57. Pementasan - @jiahjava
  58. Amanat Permata Usang - @vindandri
  59. Janji Ayah  - @dewisrii_
  60. Lagu Pengancam Masa Depan - @DhaniRamadhani
  61. Saat Pertama - @GunturKharisma
  62. Dia Yang Lebih Peduli  - @ManDewi

DAY 8
TEMA: "VIRUS"
    1. Edusextion - @WibzWahyu
    2. HIV (?) - @gyanpratika
    3. Love Virus - @ranikaruslima
    4. Wabah di Musim Hujan - @vindandri
    5. Virus Si Gembul - @hujanrintih2
    6. Virus Berbahaya dan Kepanikan Dunia - @anhardanaputra
    7. Racikan Virus Anti Gundah Gulana - @DhaniRamadhani
    8. Virus Paling Berbahaya - @nadhiraarini
    9. Wanita Cermin - @_irdni
    10. Flu - @Idash3424
    11. Hanya (Sebatas) Sindrome - @Yani_Anisha
    12. Virus - @RedCarra
    13. Virusnya Lapar - @mae_roseku
    14. Terlalu Banyak Cinta di Udara - @constantane
    15. Ketika Dunia Telah Kehabisan Cinta, Lalu ke Mana Lagi Aku Harus Berpaling? - @siputriwidi
    16. Virus Ganas - @artantozora
    17. Menempuh Hidup Baru - @luk2hambali
    18. Lika-Liku Kisah Asmara Boss-ku - @harry_bawole
    19. Virus Detected - @rifki_jampang
    20. Kritis - @putrikn
    21. Teleportasi - @ManDewi
    22. Virus Cinta - @_n_kecil
    23. Cinta = Mati - @vellarahmania
    24. Detik Terakhir - @fannywatmadja
    25. Menjaga Kinar - @melctra
    26. Begini Rasanya - @momo_DM
    27. Virus Berbahaya - @aulcooper
    28. Siapa Lebih Cepat - @_bianglala
    29. Sepiring Virus - @tikarlina
    30. Virus Merah Jambu - @dian_ismy
    31. Virus Tak Terelakkan - @didarnisha
    32. Virus Cinta - @sixaui
    33. Penyebar Virus - @Chrismanaby
    34. Wahai E - @GunturKharisma
    35. AIDS - @rannyrainy
    36. Gagal - @rindrianie
    37. Antivirus - @dilamiftah
    38. Demonstrasi - @didotanindita
    39. Hari Kematian - @dewisrii_
    40. Tinggal Kami - @sulunglahitani
    41. Aib - @fatwaningrumNa
    42. Gila - @didochacha
    43. Virus yang Gendari Lahirkan - @MeliyaIndri
    44. Rasio Emas - @kesh_chia
    45. Hot Virus - @putri_soekarno
    46. Revolusi Kehidupan - @Tihtian
    47. Eksperimen Akhir - @indtari
    48. Eksperimen - @Irfanaulia
    49. Virus Pencabut Nyawa - @vee_marita
    50. Virus Naegleria Fowleri - @misskawaii722
    51. Kisah Sedih - @Dee_Ivana
    52. Amarah - @hediarizki
    53. Virus Cowo' Ganteng - @d3zn4r4
    54. Dimulai dari Permainan - @kevin_lioners
    55. Virus - @galrev2013
    56. Virus Pengganggu - @jiahjava
    57. Pasien - @ai1810
    58. Virus (Genit) Turunan - @veeveeve
    59. Penebar Senyum - @attararya
    DAY 9
    TEMA: TATO
    1. Gara-gara Kamu - @hujanrintih2
    2. Foolish - @veeveeve
    3. Tanda Cinta - @Yani_Anisha
    4. Preman Latah - @mae_roseku
    5. Berhasil! - @momo_DM
    6. Domba Berbulu Serigala - @kevin_lioners
    7. Diam-diam Lakukan! - @ranikaruslima
    8. Mata Wanita yang Berubah - @constantane
    9. Kelak, Kita - @siputriwidi
    10. Teledor! - @didotanindita
    11. Pria di Seberang Sana - @RedCarra
    12. Tanda Kebencian - @DhaniRamadhani
    13. Permanen - @vellarahmania
    14. Dendam Salimah - @harry_bawole
    15. Obrolan di Warung Kopi - @luk2hambali
    16. Trendsetter - @putrikn
    17. Dendamku, Taubatnya - @rifki_jampang
    18. Mah, Lihat! - @tikarlina
    19. Seperti Tato - @MeliyaIndri
    20. Teman Lamaku - @Idash3424
    21. Melukisi Kulitmu - @ManDewi
    22. Lelaki Bertato Garis - @aulcooper
    23. Tato Magis - @fannywatmadja
    24. Sampah Masyarakat - @WibzWahyu
    25. Hadiah Permen - @Tihtian
    26. Di Balik Tato - @sixaui
    27. Malaikat Jatuh - @GunturKharisma
    28. Kupu-kupu dan Lili - @_irdni
    29. Tato Peri - @Chrismanaby
    30. Tato Cicak Itu - @putri_soekarno
    31. Pertemuan Terakhir - @misskawaii722
    32. Preman Itu - @Irfanaulia
    33. Surat dari Masa Depan - @artantozora
    34. Tatto untuk Sarah - @gyanpratika
    35. Seni, Katanya! - @_n_kecil
    36. Deg! - @_bianglala
    37. Rajah - @attararya
    38. Pengingat - @Dee_Ivana
    39. Mawar Berduri - @dian_ismy
    40. Di Dadamu - @didochacha
    41. Tato Manis Si Macan - @vindandri
    42. Identitas - @indtari
    43. Maa[f]k[an] - @riniebee
    44. Gagal - @jiahjava
    45. Tatomu Membunuhku - @d3zn4r4
    46. Babi - @AbjadBumi
    47. Dua Ratus - @hediarizki
    48. Dendam Ayah - @rannyrainy
    49. Titi Pertamaku - @sulunglahitani 
    DAY 10
    TEMA: "OBSESI"
    1. Penyesalan Tergila - @constantane
    2. Pembalap - @mae_roseku
    3. All My Love is for You - @putrikn
    4. Cewek Penguntit - @ranikaruslima
    5. Penyanyi Terkenal - @MiyaaMigie
    6. Salah Sensasi - @kevin_lioners
    7. Obsesi - @DhaniRamadhani
    8. Seperti Ariel - @RedCarra
    9. Hadiah Ulang Tahun - @didotanindita
    10. Oke! Fine! - @momo_DM
    11. Serigala dan Manusia - @luk2hambali
    12. Pulau Kemaro - @_irdni
    13. Ceritakan Padaku Tentang Randi - @vellarahmania
    14. Di Balik Sebuah Obsesi - @harry_bawole
    15. Tahukah, Tuan? - @siputriwidi
    16. Harus Malam Ini - @riniebee
    17. Berhasil Kurus - @chiemay_acc
    18. Obsesi Gembel Itu - @vindandri
    19. Gak Mau! - @tikarlina
    20. Ingin Dibilang, Wow! - @_n_kecil
    21. Tulisan Kakek - @aulcooper
    22. Konser - @Tihtian
    23. Kakakku Super - @dian_ismy
    24. Pernikahan - @auxentina
    25. Gila? - @Yani_Anisha
    26. Maharku Untuknya - @rifki_jampang
    27. Aku Su(Parman) - @artantozora
    28. Kleptomania: Kemarin, di Ruangan Ini - @veeveeve
    29. Cita-cita Luhur - @diruuu
    30. Sang Pemimpi - @Dee_Ivana
    31. No Diet - @ManDewi
    32. Bukan Aku - @didochacha
    33. Lasmini - @gyanpratika
    34. Junior Liem - @galrev2013
    35. Malaikat Jatuh - @misskawaii722
    36. Cinta Terpendam - @fannywatmadja
    37. Ob-Se-Si Paijo - @hujanrintih2
    38. Menjadi Terbaik Dunia - @14_robbi
    39. Petugas Ronda - @ai1810
    40. Takut Gelap (Ternyata) - @_bianglala
    41. Duplikasi - @indtari
    42. Obsesi Kotor - @d3zn4r4
    43. Superhero - @hediarizki
    44. Maka, Obsesi.. - @windalicious
    45. Demi Ellisha - @jiahjava
    46. Obsesi Darian - @sulunglahitani
    47. Pemuja - @gendingserani
    48. Obsesi Bawang Merah - @MeliyaIndri
    DAY 11
    TEMA: "PARAFILIA"
    1. Malam Pertama - @bimorafandha
    2. Tak Ada Istri Kembang Desa Pun Jadi - @Yani_Anisha
    3. Penyakit Parafilia - @14_robbi
    4. Kompak - @momo_DM
    5. Ladu yang Malang - @mae_roseku
    6. Sisi Lain Presiden Indonesia - @constantane
    7. Lihat Aku, Ndre - @vitarinda
    8. Mas... - @siputriwidi
    9. Roxy Milik Michael - @didotanindita
    10. I Love You - @ManDewi
    11. Master - @psstBee
    12. Siapa Malingnya? - @RedCarra
    13. Senjata Air - @MiyaaMigie
    14. Sarap(an) - @Tihtian
    15. Cinta Mati - @GunturKharisma
    16. Gairah Terlarang - @galrev2013
    17. Trauma - @_irdni
    18. Dia Parafilia - @zaraadini
    19. Bukan Cinta Biasa - @chiemay_acc
    20. Nikmat - @ranikaruslima
    21. Hueksss! - @rifki_jampang
    22. (Bukan) Bapak - @vindandri
    23. Janji - @putrikn
    24. Sang Bintang - @didarnisha
    25. Putus - @misskawaii722
    26. Sial! - @artantozora
    27. Yang Tergantikan - @aulcooper
    28. Wanita Cantik Bergaun Putih - @zzellano
    29. Pesan di Papan Tulis - @vellarahmania
    30. Jemuran yang Hilang - @dewisrii_
    31. The New 'Kolor Hijau'? - @_n_kecil
    32. Plaakkk! - @gyanpratika
    33. Sedalam Cinta Surti - @attararya
    34. Dera Pulang! - @windalicious
    35. Beda Birahi - @_bianglala
    36. Oh, Sapu Terbang Fairy - @DhaniRamadhani
    37. Selibat - @kesh_chia
    38. Jaka Tarub, Scotophilia? - @MeliyaIndri
    39. Mati Aku! - @kevin_lioners
    40. Dua Sisi - @fannywatmadja
    41. Pecut Pelacur - @sulunglahitani
    42. Sendiri - @Dee_Ivana
    43. Jago Jali - @jiahjava
    44. Jam Lima Sore - @noichil
    45. Penguntit - @hediarizki
    46. Dingin - @auxentina
    47. Siapa yang Biadab? - @veeveeve
    48. Luka Lama - @dian_ismy
    49. Kagumku Hilang - @d3zn4r4
    50. Bengkok - @riniebee 
    51. Hardcore  - @luk2hambali

        DAY 12
        TEMA: "MATA LELAKI"

        1. Kedua Matanya adalah Lubang Hitam@noichil
        2. Gebetan@mae_roseku
        3. Mata Lelakiku@RedCarra
        4. Kapten Kapal dan Bintang Utara‏@constantane
        5. Why Always Wrong a Man's Eyes?@Tihtian
        6. Jiwa Terindah@chiemay_acc
        7. Kuingin Binar Matamu Hanya Untukku@rifki_jampang
        8. Bukan Mata Lelaki Biasa@Yani_Anisha
        9. Apa Pun Cantik di Kamu@putrikn
        10. Cantik@Dee_Ivana
        11. Aku Pergi@zzellano
        12. Aku Bangga Dengannya, Ibu!@gyanpratika
        13. Sepasang Mata Dewa@Chrismanabee
        14. Pertemuan Tak Terlupakan@didotanindita
        15. Black Hole@didochacha
        16. Saat Perdana@fannywatmadja
        17. Mata Rian@henydria
        18. Genit@vindandri
        19. Tatapan Delapan Koma Dua Detik@DhaniRamadhani
        20. Punyaku, Milikmu@indtari
        21. Tak Ingin Tersesat Lagi@MeliyaIndri
        22. Gegara Mata Lelaki@aulcooper
        23. Binar Matamu@rannyrainy
        24. Hipnotis@GunturKharisma
        25. Sepasang Mata Elang@ManDewi
        26. Sakit Hati@rindrianie
        27. Keadilan Untuk Rio@attararya
        28. Virgo@vee_marita
        29. Pertunjukan - @siputriwidi
        30. Dinding-Dinding Bermulut - @_bianglala
        31. Matamu@galrev2013
        32. Ah! Dasar!@momo_DM
        33. Sepasang Mata Iblis@dewisrii_
        34. Semua, Perempuan!@MiyaaMigie
        35. Laki-Laki Bermata Unik@14_robbi
        36. Sepasang Mata Samudera - @dian_ismy
        37. Mata Dimas@sulunglahitani
        38. Mataku Matamu@ranikaruslima
        39. Sipit Manis - @jiahjava
        40. Mata Berpuisi@adiaribowo
        41. Lelaki Hazel@_irdni
        42. Mata Hari@Irfanaulia
        43. Tertipu - @WibzWahyu
        44. Cinta di Balik Kacamata@kevin_lioners
        45. Sepasang Bola Mata@ai1810
        46. Cukup Tiga Detik - @veeveeve
        47. Mata Kutukan@hediarizki
        48. Lelaki Terindah@d3zn4r4
        49. Mata Pembunuh@artantozora
        50. Tetangga Baru@harry_bawole
        51. Si Mata Elang@sixaui
        DAY 13
        TEMA: "BEBAS"
        (based on picture: Adriana Lima of Victoria's Secret's Angel on The Stage)

        1. Panah Cinta Dewi Amor@Tihtian
        2. Malaikatku@Anggita59
        3. Sedikit Palsu, Selebihnya Nyata@constantane
        4. Pesta Sebelum Besok@RedCarra
        5. Lingerie Merah@noichil
        6. Nymphomania dan Kucing Barunya@NafriYrrah
        7. Istri Idaman@DhaniRamadhani
        8. Gagal Binal@vellarahmania
        9. Red‏@adiezrindra
        10. Kejutan Mahal@didotanindita
        11. Foto Kekasihku - @MeliyaIndri
        12. Penari Striptis@mae_roseku
        13. Efek Permanen - @rifki_jampang
        14. Malam Sempurna@chiemay_acc
        15. Diam-diam, Ya@_bianglala
        16. Bawang Merah@galrev2013
        17. Yang Tersisa@fannywatmadja
        18. Bayangan@vindandri
        19. Imaji@WibzWahyu
        20. Putri Sejagat@GunturKharisma
        21. El Maut@auxentina
        22. Bidadari dari Langit@aulcooper
        23. Semalam@sixaui
        24. Lingerie Hitam Calon Adik Ipar@indtari
        25. Manaaa?!@momo_DM
        26. Ranjang Neraka@sulunglahitani
        27. Me(mper)mainkan Aku@ManDewi
        28. Lingerie Merah@Chrismanabee
        29. Boulevard de Clichy@_irdni
        30. Kembang Kesepian@attararya
        31. Namanya Dabria@gyanpratika
        32. Merah@Yani_Anisha
        33. Lily@zzellano
        34. Perihal Pakaian Dalam@Irfanaulia
        35. Saksi Bisu@vee_marita
        36. Di Balik Lingerie@dian_ismy
        37. Ternyata!@artantozora
        38. Sudah Longgar@siputriwidi
        39. Seksi‏@jiahjava
        40. Lunas@hediarizki
        41. The Ho(s)ttest@putrikn
        42. Dua Dimensi - @veeveeve
        43. Malamku@d3zn4r4
        44. Lihat, Itu Dia!‏@kevin_lioners
        45. Selamat Tidur@JvTino
        DAY 14
        TEMA: "GENOSIDA"
        1. Ketika Jomblo Bersatu@constantane
        2. Orang Terakhir@mae_roseku
        3. Genosida@aa_muizz
        4. Bangsa Jajahan dan Keturunannya@kevin_lioners
        5. Hanya aku yang Tersisa@artantozora
        6. Genosida Sudut Ruang@RedCarra
        7. Namamu - @WonkEdhyann
        8. Catatan Hitam Kakek@harry_bawole
        9. Disudahi@_bianglala
        10. Pembantaian Suku Gemar Membaca@didotanindita
        11. Kembang Api@zzellano
        12. Nemabada@rifki_jampang
        13. Genosida Imaji@DhaniRamadhani
        14. Kumis dan Holocaust@anhardanaputra
        15. Crypton : Before Superman@galrev2013
        16. Rasa yang Punah@fannywatmadja
        17. Hari Penghakiman@kesh_chia
        18. Kemenangan yang Tertunda@Chrismanabee
        19. Pembunuhan@tikarlina
        20. Dendam Hitam@gyanpratika
        21. De Fuhrer@GunturKharisma
        22. Folkemord@sofisanorma
        23. Distrik Hijau‏@rindrianie
        24. Pembantaian Penyamun@Tihtian
        25. Mencari Ayah@aulcooper
        26. Generasi 2020@_irdni
        27. Tak Terlawan@putrikn
        28. Genosida yang Bodoh - @veeveeve
        29. Burned@siputriwidi
        30. Tak Ada Lagi Tangisan@momo_DM
        31. Generasi Kedua@ManDewi
        32. Pembelot‏@sixaui
        33. Déjà vu@dian_ismy
        34. Hilangnya Dunia Maya‏@chiemay_acc
        35. Senjata Kimia Pemusnah Masal@_n_kecil
        36. Overture@Irfanaulia
        37. Kamu PKI!‏@d3zn4r4
        38. Terima Kasih, Tuhan@jiahjava
        39. Tanah Luka@attararya
        40. Pengkhianat@vindandri
        41. Pesan Terakhir@sulunglahitani
        42. Karena Aku Titisan Kunti - @MeliyaIndri
        43. Penyerangan Besar-besaran@Yani_Anisha
        44. Voldermort@ranikaruslima 

        DAY 15
        TEMA: "ABSURDITAS"

        1. Menggugat Tuhan@constantane
        2. Panas Ya Mas?@mae_roseku
        3. Kemenangan Besar Sang Penjudi@RedCarra
        4. Cahayakah Itu? - @MeliyaIndri
        5. Balada Pohon Cabe@Yani_Anisha
        6. Lubang Hitam@rifki_jampang
        7. Ini (bukan) Kenyataan@aulcooper
        8. Ikan-Ikan di Kepala Kekasihku@siputriwidi
        9. Apa Salahku?@Anggita59
        10. Tempat Lain@gyanpratika
        11. Kikikiki@galrev2013
        12. Sesuap Omong Kosong@fannywatmadja
        13. Mimpi yang (Tak) Sempurna@momo_DM
        14. Cindy‏@d3zn4r4
        15. Merah Fanta - @veeveeve
        16. Tatapan Lekat@_bianglala
        17. Rindu@tikarlina
        18. Janji Andra@Chrismanabee
        19. Ruang Kepala@GunturKharisma
        20. Pelangi@rindrianie
        21. WC Umum@luk2hambali
        22. I’m Sorry, I Love You‏@Tihtian
        23. Gestalt di Matanya@kesh_chia
        24. Perempuan Itu@ManDewi
        25. Aksi Seorang Pencuri@didotanindita
        26. Taman Plastik@umizari
        27. Rongga Dada Menganga Pria Tak Bernama@indtari
        28. Bukan Tipeku@putrikn
        29. Neptunus@_irdni
        30. Kekasih Dalam Lukisan@sixaui
        31. Rumus Cinta Profesor Tony@attararya
        32. Kesambet Jin Korea@artantozora
        33. Absurditasisasi@SDBRinshei
        34. Tidak Berjodoh@DhaniRamadhani
        35. Pulanglah, dan Akan Kumandikan Jenazahmu@NafriYrrah
        36. Di Bawah Kaki Ibu@sulunglahitani
        37. Sebuah Nisan@Irfanaulia
        38. Pikirannya Beda@vindandri
        39. Petuah Ibu@hediarizki
        40. Tak Bisa Hidup Tanpamu@jiahjava
        41. Kala Cupid Jatuh Cinta@tarazhafira
        42. Si Lolly Ikut Tawuran - ‏@kevin_lioners
        43. Motivator@candraabuana
        44. Doa seorang Pendosa@anhardanaputra


                    Yang namanya belum terdaftar di list ini, silakan konfirmasi lewat mention di akun twitter saya ini. ^^


                    Best regards,

                    Sindy Shaen

                    Behind “In This Song” (Part II)

                    $
                    0
                    0
                    Picture is taken from here
                    Friday, November 1, 2013
                    Dear S,
                    “I may not know where I’m going now. This broken road is trying to tear me down. But deep inside I’ve found a secret place that I never knew, where I feel safe when the world is untrue. Here’s what I’ve learned to do. Just sing this song and it takes me right back where I belong. Everyday there’s a new bridge to cross, but I’m never far from home if I put my heart, my soul, my all in this song.”
                    Kamu pasti tahu banget penggalan lagu di atas. Ya, kita sama-sama mengidolakan penyanyinya. Siapa lagi kalo bukan Charice?

                    Kamu tahu nggak kenapa tiba-tiba aku omongin Charice padahal semalam kita bahas hal yang lebih mendalam?

                    Aku sebenarnya lupa kita kenalnya dari mana, tapi seingatku karena aku pernah menulis tentang lagu itu di blog-ku dan kamu yang adalah penggemar Charice, tiba-tiba saja sudah temenan sama aku di twitter (aku juga lupa siapa yang follow siapa duluan saat itu). It’s been more than a year ago, right?

                    Dan semalam… mungkin berawal dari tweet-ku tentang mie instant. Kamu yang selama ini menjadi penyimak setia TL-ku (yang sebagian besar sebenarnya hanya berisi kebawelan) tahu jelas maksudku saat aku bilang, “for me, instant noodle is a kind of nostalgic food.”

                    You really knew that I was talking about my Daddy! And yes, you’re totally right! 

                    Semalam, aku baru saja ngopi and had a deep long convo with my one of my best friends yang sebentar lagi bakalan married, ketika BBM darimu mencuri perhatianku. You asked me, “seberapa kangennya kamu sama Papa kalo moment itu muncul?”

                    Dengan spontan aku menjawab, “kangen banget pokoknya, dari senyum-senyum sendiri sampe nangis nggak jelas. Tapi teteup berakhir dengan senyum lega karena aku selalu merasa Papa masih di sampingku. He hugs me then whispers that I never be alone.

                    Karena kurang dari 2 tahun lalu, waktu bulan-bulan awal Papaku meninggal, aku jadi orang yang teramat rapuh. Tiap kali ingat Papa, bawaannya mewek. Aku bahkan jadi tak punya semangat hidup. Mungkin sama kayak lirik lagu Charice di atas, “I may not know where I’m going now. This broken road is trying to tear me down.”

                    And yes, I was crying… a lot! I felt that I was that weakest person in this world. Everything that reminds me to my Daddy did tear me down.

                    Namun, ketika mendengar ceritamu semalam aku merasa malu pada diriku sendiri. Bahkan aku pernah sempat ingin menyalahkan Tuhan karena “mengambil” Papa dari sisiku di saat aku masih sangat butuh Papa.

                    Your story then snapped me right at my heart!


                    I won’t tell your story here because it’s your privacy, and I thank you for sharing that story to me. I’m so blessed to hear it! I hope one day you would share your precious story to more people so they would know that God won’t ever give us more than we can handle.

                    Hmm, let me quote some of your statements, ya…

                    “1 hal yang kamu harus tahu, kamu harus kuat dalam hal apa pun. Betapa beruntungnya aku punya Tuhan karena di saat aku benar-benar merasa sendiri cuma Dia yang ada buat aku. Bahkan sampai saat ini kalo semua orang tanya, “who’s your father?” aku cuma akan jawab, “Tuhan Yesus”. Karena aku bisa merasakan kasih sayang yang tulus dari seorang ayah, ya, cuma dari Dia. Jadi, kalo ada yang judge kamu, kamu tinggal bilang, “can you do what I do?And can you pass all your problems like I do?” Itu nguatin aku banget buat tumbuh jadi cewek yang nggak lemah.”
                    I thank God cause I ever had a great Daddy, so why I must grumble when God took him from me? I promise you, I won’t ever grumble like I used to do. If you could be strong even when you never felt the love of your Daddy, I’m sure I also could be as strong as you.

                    Anyway, I’m writing this post while listening to that song above. ^^

                    Keep being a good friend (and even a best friend) of mine, ya. I’m so blessed to know you. I hope we could meet as soon as possible. I’ve planned to go there next year. Wait for me! XOXO.

                    Survey #FF100Kata

                    $
                    0
                    0
                    To the point saja, Writing Project #FF100Kata mustahil terlaksana tanpa adanya dukungan dari para peserta. Bukan begitu?

                    Dan, sebaik-baiknya mendulang sukses dari Writing Project ini (dengan total FF masuk sebanyak 796 FF berdasarkan daftar ini) adalah lebih baik lagi jika kami (selaku penyelenggara) bisa memetik sesuatu dari sini untuk kemudian menjadi bahan pembelajaran di kali yang akan datang.

                    So, here are 5 questions that we really wanna ask you:
                    1. Apa yang memotivasimu ikutan #FF100Kata?
                    2. Apa yang memotivasimu TETAP ikutan#FF100Kata?
                    3. Adakah keuntungan yang kamu dapatkan saat dan setelah ikutan#FF100Kata? Jika ya, apa saja?
                    4. Apakah hal yang kamu rasa masih kurang (dari pihak penyelenggara) selama pelaksanaan #FF100Kata?
                    5. Apakah kamu setuju #FF100Kata diadakan lagi? (Tentunya tidak sebulan sekali mengingat kapasitas kami sebagai penyelenggara) :D
                    Silakan masukkan jawabanmu di kolom komentar, ya. For sure, it will be aimed for our goodness. Not only for me and @naztaaa but also for ALL of YOU.
                    *Survey ini WAJIB dijawab oleh SEMUA peserta #FF100Kata terutama yang masuk dalam nominasi peserta paling anteng (karena akan berpengaruh terhadap keputusan saya dalam memilih pemenang di kategori suka-suka ini).
                    Dan inilah daftar peserta paling anteng #FF100Kata:
                    I'll be waiting for your comments, guys! *virtual smooch*

                    Best regards,


                    Sindy Shaen

                    Hasil Penjurian Tahap I "Antologi Rindu"

                    $
                    0
                    0
                    Whoooaaaaaa!
                    Setelah melalui proses penjurian selama hampir 1 bulan (dengan email masuk hampir 1000 dan naskah yang dinyatakan lolos sortir sebanyak 684 naskah berdasarkan list ini), maka 3 juri telah memutuskan 40 besar naskah untuk tiap kategori yang berhak lolos ke penjurian tahap II.

                    Perlu diinformasikan bahwa penjurian Antologi Rindu menggunakan teknik BLIND SCORING; di mana naskah yang dikirimkan ke juri adalah TANPA nama penulis. Hal ini dilakukan guna menjamin objektivitas penjurian.

                    Adapun hal-hal yang menjadi poin penting dalam penjurian, di antaranya:

                    Untuk cerpen dan flash fiction:
                    1. Gaya menulis (poin 0 – 25)
                    2. Plot dan pemilihan diksi (poin 0 – 20)
                    3. Setting dan konsistensi karakter (poin 0 – 25)
                    4. Kelogisan cerita (poin 0 – 20)
                    5. Penilaian tambahan juri (poin 0 – 10)
                    Penilaian di atas (khususnya poin 1, 2b, dan 5) berlaku juga untuk penilaian puisi dengan tetap memperhatikan esensi dan keindahan dari puisi itu sendiri di mata para juri.

                    Jadi, tak perlu berpanjang lebar lagi. Inilah 40 besar naskah yang lolos di tiap kategori pada penjurian tahap I Antologi Rindu:
                    *list random/tidak berdasarkan abjad dan nilai (mohon dimaklumi)


                    CERPEN

                    1. Kata Itu Adalah… – Caroline Livia
                    2. Kelana – Nisa Risti Mustikasari
                    3. Kita, Ruang, dan Waktu – Azza Nurmalita
                    4. Lihatkan Ka'bah Untuk Bunda – Attar Arya
                    5. Lin! – Dika Afandi
                    6. Memori Kamar – Lidya Pawestri A.
                    7. Mengejar Waktu – Jane Rieuwpassa
                    8. Menunggu Aina – Fitrah
                    9. Misi Konyol – Vincentia Natalia
                    10. Mutiara di Antara Pelangi – Nina Nur Arifah
                    11. Trotoar Segi Enam – Keshia Sawitri
                    12. Surat Buat Syalimar – Imuk Yingjun
                    13. Seribu Puisi – Putra Zaman
                    14. Satu Pijak – Tri Saputra Sakti
                    15. Sepucuk Surat di Lemari Ibu – Tara Zhafira
                    16. Sebuah Pengakuan – Livka Orestilla
                    17. Rahasia Hati – Amaliyah Tulus
                    18. Remah-remah Masa Lalu – Neida Camelia
                    19. Ponsel Pintar Bapak – Stella Prisca
                    20. Pulang – Kethut Ragil Purnama 
                    21. Dear Daddy – Sarah Puspita
                    22. Apa Kau Ingat Impian Kita? – Novia Kurniasih
                    23. Amrita (Pada Suatu Senja) – Hapie Joseph Aloysia
                    24. Harapan Prajurit – Adib Fauzan Rahman
                    25. Angin, Bawalah Aku Pulang – Dyansyah Noer
                    26. Barisan Kedua Deret Pertama – Rima Yustina Ansor
                    27. Andai Waktu Berputar – Sifa Ulfatin
                    28. Asa Pada Lautan – Dian Eka
                    29. Gerimis – Teddy Delano
                    30. Hujan Bintang di Hati Nayla – Susi Retno Juwita 
                    31. Panggil Airi Saja – Aprie Janti
                    32. Mengapa? – Anindita Hendra
                    33. Coffee in Love – Evi Sudarwanto
                    34. Filosofi Hujan – Ajen Angelina
                    35. How Deep is Your Love? – Oktabrin Erwandra
                    36. Telepati Cinta dari Bumi ke Surga – Eveline Naomi
                    37. Perselingkuhan – Bella Zoditama 
                    38. Perkara Hujan – Fadhli Amir
                    39. Di Stasiun Kereta – Imuk Yingjun 
                    40. Yang Tak Terkatakan – Imasari Aryani

                      FLASH FICTION

                      1. Pulang – Ch.Evaliana
                      2. Rana Merana – Intan Puspita Arum
                      3. Perempuan yang Selalu Menunggu – Hedia Rizki
                      4. Lintas Batas – Tantan Rahmatullah
                      5. Kota Mati – A. A. Muizz
                      6. Lupa – Anjani Yaumil Arafah
                      7. Pantai Tanjung Benoa – Henry Marsetio
                      8. Monolog – Guntur Kharisma Putra
                      9. Perayaan Patah Hati – Fitriyah
                      10. Masih Samakah? – Intan Masruroh Setiawan
                      11. Wulan Jatuh Pada Bumi – Red Carra
                      12. Sakura – Aulia Rahman
                      13. Siapa yang Harus Disalahkan? – Isyia Ayu
                      14. Vespa Milik Ayah – Trivena Indarti
                      15. Salam Untuknya – Gusti ARD
                      16. Sepasang Mata – Kethut Ragil Purnama
                      17. Tapi – Rieny F. R.
                      18. Tepian Jalan Untuk Ayah – Eveline Naomi
                      19. Ulang Tahun – Masya Ruhulessin
                      20. Terbayang Bayangmu – Artanto 
                      21. Email Untuk Jo – Ajen Angelina
                      22. Diksi – Dinar Astari
                      23. Bulan, Tolong Beri Tahu Aku.. – Yonata Putri
                      24. Dear Tania – Puspa Bahari
                      25. Badai – Osalina Toemapa
                      26. Air Mata Ibu – Mel Puspita 
                      27. Hidup Senilai Hutang – Eveline Naomi
                      28. Gila Untuk Sri Handayani – Reshie Gowo
                      29. 2 Menit – Ire Rosana Ullail 
                      30. Hanya Bayangan – Idash Kenzie 
                      31. Mimpi Sang Ksatria – Natanel Anastasye
                      32. Kisah Para Gamelan – K. Himawan
                      33. Kakek Buta dan Sulingnya – Stany Cecilia
                      34. Peron – Meliya Indriani
                      35. Bayiku – Elva Derlina Harahap
                      36. Hujan di Bulan Mei – Fransiska Nana Anggita
                      37. Novel Pinjaman – Risa Nuraini
                      38. Tik Tok Tik Tok Tik Tok – Latifah Az-zahrah
                      39. Ayah, Pulanglah – Arni Windasari
                      40. Pagi yang Lain – Kristiawan Balasa


                      PUISI

                      1. Perihal Kepulangan – Kiki Ramadhani
                      2. Jalan Pulang – Ketut Ragil Purnama
                      3. Pecahan Air Mata – Eka Mega Cynthia
                      4. Katamu, Waktu Punya Bangku – Fadhli Amir
                      5. Kita Merayakan Lebaran yang Bukan Tahun Baru – Ibe S. Palogai
                      6. Lima Sebab Aku Terus Mengingatmu – Fadhli Amir
                      7. Mencari Rasa ke Entah – Resna J. Nurkirana
                      8. Montase – Sigit Jaya Herlambang
                      9. Pada Hal-Hal yang Seharusnya Kamu Ketahui – Kiki Ramadhani
                      10. Pertemuan Imajiner – Fadhli Amir
                      11. Sangkan Paran – Keshia Sawitri
                      12. Ruang Nama – Kiki Ramadhani
                      13. Untuk Matar – Fadhli Amir
                      14. Telepon Genggam Tanpa Pulsa, dan Sebuah Foto Kita di Sebuah Café – M. Latif Afadyra
                      15. Sesaat Berkisah – Resna J. Nurkirana
                      16. Sebuah Perempatan – Kethut Ragil Purnama
                      17. Pesan Singkat – M. Latif Afadyra
                      18. Sunyi Melipat di Dadaku – Eddie M. N. S. Soemanto
                      19. Sepanjang Jalan Ibu – A'yat Khalili
                      20. Pulang – Intan Fitranisa
                      21. Bayang Itu – Gal Candra
                      22. Berbeda – Destri Pangestuti
                      23. Angin di Selasar Timur – Sigit Jaya Herlambang
                      24. Aku Ingin Jadi Ekormu – Aria Shaula
                      25. Aku Tak Bisa Lagi Menyebut Kata Itu – Kethut Ragil Purnama
                      26. Area Tanpa Nama – Yunisma Sulala
                      27. Beberapa Jam Lagi – M. Latif Afadyra
                      28. Asal Pertanyaan Itu – Lusiana Hutasoit
                      29. 13 Tahun 2 Bulan 13 Hari – Tyas Rosawinda Khairunnnisa
                      30. Aku dan Lilin – Muhammad Naufal Hafizh 
                      31. Ada yang Bisa? – Sandra Debora 
                      32. Asa Rasa; Abdi Hati Dalam Kemunafikan – Kasyani 
                      33. Beri Cinta Waktu – Dea 
                      34. Bumiku – Yuli Oktaviana 
                      35. Kepada Waktu yang Merasa Terus Melangkah – Fadhli Amir 
                      36. Lewat Hujan – Dian Tria Yunita 
                      37. Luangkanlah Waktu Untuk Menemuiku – M. Latif Afadyra 
                      38. Mengusai Rasa – Resna J. Nurkirana 
                      39. Pada Senja – Kethut Ragil Purnama 
                      40. Perayaan – Masya Ruhulessin


                      Terima kasih kepada semua peserta yang sudah mengirimkan naskahnya dalam writing project ini. Jangan berkecil hati jika naskahmu belum lolos, just keep writing and writing for one day you’ll find your way there.

                      Mohon maaf jika ada hal-hal yang mungkin tidak mengenakkan selama pelaksanaan writing project. Nobody is perfect, and I am nobody. #eh *becanda* :)))))

                      Dan untuk 40 besar di tiap kategori di atas, akan memasuki penjurian tahap II dari tanggal 24 November 2013 – 15 Desember 2013.

                      Pengumuman pemenang pada tanggal 16 Desember 2013.

                      Stay tuned here! *big smooch* 


                      Best regards,


                      Sindy Shaen 

                      [Program] #BlogWalking

                      $
                      0
                      0

                      Picture is taken from here

                      Terinspirasi dari salah satu blogger favorit saya, @bintangberkisah, dengan kebiasaan beliau melakukan #BlogWalking ke blog-blog teman sesama blogger, maka saya berniat 'menduplikasi' kebiasaan positif ini. Sebelumnya saya sudah terlebih dahulu meminta (dan akhirnya mendapatkan) izin dari beliau untuk mengadakan #BlogWalking seperti yang telah dibuatnya.

                      Kerinduan saya, SAMA, yaitu: untuk menambah kecintaan para blogger terhadap dunia blogging itu sendiri sehingga blog selalu terisi dan tidak dibiarkan menganggur (hanya diisi saat 'mood' saja). Juga menggerakkan hati blogger untuk giat melakukan #BlogWalking sebagai bentuk apresiasi terhadap sesama blogger.
                      Sooo... Saya mengajak teman-teman untuk mengikuti ajang #BlogWalking yang akan mulai saya adakan tiap hari KAMIS (pukul 18:00 WIB) - JUMAT (pukul 18:00 WIB) setiap minggunya.

                      SYARAT DAN KETENTUAN MENGIKUTI AJANG #BlogWalking:
                      1. Follow akun twitter saya: @sinshaen
                      2. Blog yang direkomendasikan adalah blog milik sendiri, bukan blograme-rame, bukan blog komersial, juga bukan dalam bentuk website.
                      3. Akan lebih baik jika me-mention link blog yang sudah disederhanakan/diperpendek (bisa menggunakan bit.ly). Format link yang di-mention: JUDUL - LINK - @sinshaen - #BlogWalking
                      4. Posting terakhir adalah posting pada bulan yang sama diselenggarakannya ajang #BlogWalking
                      5. Post yang akan dirangkum dan diapresiasi adalah postingan terakhir.
                      6. Postingan harus berupa sesuatu yang memberi informasi ataupun inspirasi (sangat diharapkan cerita fiksi dalam bentuk cerpen ataupun flash fiction). Bukan posting perkenalan pribadi, posting video/audio lagu, image tanpa makna, dan lain-lain yang kurang memberi manfaat. Moderator memiliki hak menyaring, menyeleksi, atau menyortir blog yang berhak mengikuti ajang #BlogWalking.
                      7. Yang sudah mendapat giliran minggu sebelumnya disarankan untuk tidak merekomendasikan postingan blog yang sama.
                      8. Tiap minggu, saya akan memilih THE BEST BLOG menurut versi saya dan akan masuk dalam DAFTAR PERAIH THE BEST BLOG. *Daftar tersebut dapat berubah sewaktu-waktu. Ada kemungkinan blog tergusur/dihapus dari daftar jika: blog tak lagi konsisten dari segi isi maupun memperbarui posting.
                      9. Sebagai bentuk apresiasi, tiap bulan, para peraih The Best Blog akan saya saring kembali untuk menentukan 1 orang yang berhak mendapatkan hadiah dari saya. Hadiah bisa berupa buku (dari teman-teman blogger yang juga adalah penulis, baik buku terbitan mayor, indie, maupun self publishing) ataupun pulsa dengan nominal tertentu. Yang bersedia jadi sponsor, sangat dibuka kesempatan untuk bergabung dengan saya agar supaya hadiah bisa ada tak hanya tiap bulan tapi juga tiap minggu. :D

                      Jadiiii, tunggu apa lagi? Mari kita galakkan ajang yang positif ini untuk membuka pikiran dan memperluas jangkauan hati.

                      Best regards,

                      Hasil Penjurian #FF100Kata

                      $
                      0
                      0
                      Whooooaaaaa!

                      Setelah melewati proses penjurian selama 2 minggu, akhirnya telah diputuskan 97 FF di antara 796 FF di list ini yang berhak masuk dalam kompilasi e-book#FF100Kata.

                      Sebelumnya, dari pihak penyelenggara mengucapkan banyak terima kasih atas kontribusi dari teman-teman pecinta FF di luar sana yang sudah sangat antusias mengikuti Writing Project ini selama 15 hari. Terima kasih juga kepada para sponsor yang namanya tak bisa kami sebutkan satu per satu. You know who you really are. *smooch*

                      “Mengutip kata @siputriwidi, “Twisted ending dalam flash fiction itu ndak terbatas pada pengertian "ndak ketebak.” Ending FF yang baik adalah yang membuatmu "DEG!" Nah, para peserta yang dipilih selain karena twisted ending ada juga yang saat dibaca sepertinya biasa aja tapi malah menghasilkan rasa DEG! bahkan senyum-senyum sendiri usai membacanya. “ –Natanel Anastasye

                      Dan, kami pun banyak belajar dari semua FF yang masuk. Karena bukankah Writing Project ini diadakan sebagai sarana untuk saling belajar?

                      Jadi, tak perlu berpanjang-lebar lagi. Inilah 97 FF yang dinyatakan lolos dalam #FF100Kata:


                      HARI PERTAMA, TEMA #SEBELAS
                      1. Gadis Jam 11 Malam - @melctra
                      2. Purnama Kesebelas - @momo_DM
                      3. Harjo FC - @sigitharjo
                      4. Toko Permen di Jalan Sebelas - @Redcarra
                      5. Payudara Sebelas - @siputriwidi
                      6. Malam Kesebelas - @meliyaindri
                      7. Anak Kesebelas - @kakaakin

                      HARI KEDUA, TEMA #PERAWAN
                      1. Ah! Ternyata! - @momo_DM
                      2. Di Sarang Penyamun - @sigitharjo
                      3. Balada Anak Perawan - @Dee_Ivana
                      4. Angkot Penuh Lelaki - @umizari
                      5. Perawan di Titik Nol - @fannywatmadja
                      6. Perawan yang Tak Pandai Menduga - @adriaribowo
                      7. Hutang - @ai1810

                      HARI KETIGA, TEMA #AMPASKOPI
                      1. Kopi Pahit Terakhir - @sulunghitani
                      2. Revolusi dan Warung Kopi Mbok Darmi - @constantane
                      3. Ampas Kopi di Dasar Gelas - @noichil
                      4. Ampas Kopi dan Dirinya - @RedCarra
                      5. Aku, Istri dan Ampas Kopi - @harry_bawole
                      6. Proyek Baru - @Dee_Ivana
                      7. Tikus Berdasi - @_irdni
                      8. Ampas Kopi Sumi - @attararya
                      9. Desas-desus - @umizari
                      10. Lelaki - @putri_soekarno

                      HARI KEEMPAT, TEMA #PANGGUNG
                      1. Backstage Dilemma - @putrikn
                      2. Bunyi Malam - @melctra
                      3. Drama - @tikarlina
                      4. Rocker Juga Manusia (Bisa Salah, Bisa Lupa) - @_n_kecil
                      5. Yaresaki Biduan Seberang - @tihtian
                      6. Panggung Kehidupan - @NafriYrraH
                      7. And Cut! - @I_am_Boa
                      8. Panggung Politik Negeri Ini - @RedCarra

                      HARI KELIMA, TEMA #SIHIR
                      1. Malin - @irfanaulia
                      2. Kemarin, Cici Mati Gantung Diri - @siputriwidi
                      3. Musnahkan - @RedCarra
                      4. Keadilan dan Korban - @Anggita59
                      5. Sihirr Cinta - @riniebee
                      6. Pizza Bermantra - @umizari

                      HARI KEENAM, #BAYI
                      1. Ingin Jadi Dokter - @noichil
                      2. Melahirkan Api - @sulunglahitani
                      3. Ayam dan Manusia - @chrismanaby
                      4. Bayi Dini Hari - @_irdni
                      5. Cerita Bunda - @aulcooper
                      6. Hamil - @tikarlina

                      HARI KETUJUH, TEMA #AYAH
                      1. Lelaki Pendongeng - @_irdni
                      2. Seperti Ayah - @didochacha
                      3. Percakapan Terakhir di Tanah Lapang - @constantane
                      4. Benci Dipangil ‘Papa’ - @_n_kecil
                      5. Wali Nikah - @indtari
                      6. Mencandui Ayah - @veeveeve

                      HARI KEDELAPAN, TEMA #VIRUS
                      1. Racikan Virus Anti Gundah Gulana - @DhaniRamadhani
                      2. Terlalu Banyak Cinta di Udara - @constantane
                      3. Lika-liku Kisah Asmara Bosku - @harry_bawole
                      4. Begini Rasanya - @momo_DM
                      5. Teleportasi - @ManDewi

                      HARI KESEMBILAN, TEMA #TATO
                      1. Mata Wanita yang Berubah - @constantane
                      2. Kelak Kita - @siputriwidi
                      3. Teledor! - @didotanindita
                      4. Dendam Salimah - @harry_bawole
                      5. Melukisi Kulitmu - @mandewi
                      6. Surat dari Masa Depan - @artantozora
                      7. Maa(f)k(an) - @riniebee

                      HARI KESEPULUH, TEMA #OBSESI
                      1. Oke! Fine! - @momo_DM
                      2. Berhasil Kurus - @chiemay_acc
                      3. No Diet - @ManDewi
                      4. Duplikasi - @indtari
                      5. Obsesi Kotor - @d3zn4r4
                      6. Demi Ellisha - @jiahjava

                      HARI KESEBELAS, TEMA #PARAFILIA
                      1. Roxy Milik Michael - @didotanindita
                      2. Senjata Air - @MiyaaMigie
                      3. Hueksss! - @rifki_jampang
                      4. Wanita Cantik Bergaun Putih - @zzellano
                      5. Malam Pertama - @bimorafandha
                      6. Master - @psstBee

                      HARI KEDUABELAS, TEMA #MATALELAKI
                      1. Kedua Matanya adalah Lubang Hitam - @noichil
                      2. Pertemuan Tak Terlupakan - @didotanindita
                      3. Tatapan Delapan Koma Dua Detik - @DhaniRamadhani
                      4. Mata Berpuisi - @adiaribowo
                      5. Mata Hari - @Irfanaulia
                      6. Black Hole - @didochacha

                      HARI KETIGABELAS, TEMA #BEBAS (based on picture of Adriana Lima)
                      1. Sedikit Palsu, Selebihnya Nyata - @constantane
                      2. Lingerie Merah - @noichil
                      3. Lingerie Hitam Calon Adik Ipar - @indtari
                      4. Red - @adiezrindra

                      HARI KEEMPATBELAS, TEMA #GENOSIDA
                      1. De Fuhrer - @GunturKharisma
                      2. Burned - @siputriwidi
                      3. Pembelot - @sixaui
                      4. Hari Penghakiman - @kes_chia
                      5. Tanah Luka - @attararya
                      6. Pesan Terakhir - @sulunglahitani

                      HARI KELIMABELAS, TEMA #ABSURDITAS
                      1. Ikan-Ikan di Kepala Kekasihku - @siputriwidi
                      2. Merah Fanta - @veeveeve
                      3. Gestalt di Matanya - @kesh_chia
                      4. Rongga Dada Menganga Pria Tak Bernama - @indtari
                      5. Di Bawah Kaki Ibu - @sulunglahitani
                      6. Motivator - @candraabuana
                      7. Ruang Kepala - @GunturKharisma

                      *97 FF yang telah dinyatakan lolos di atas kemudian akan dikompilasikan dalam satu e-book (dalam proses, doakan cepat selesai, ya) ^^



                      PENGUMUMAN PEMENANG UNTUK TIAP KATEGORI


                      FF TERFAVORIT PILIHAN @siputriwidi:
                      1. Tema “Perawan”: “Depan Belakang” - @kes_chia
                      2. Tema “Genosida”: “Pembelot” - @sixaui

                      Selamat! Kalian berhak mendapatkan masing-masing kumcer “Buku yang Kau Benci” dari @siputriwidi. Syarat: wajib menulis review kumcer ini di blog, ya.



                      Daannnnnn…….


                      2 FF terbaik di #FF100Kata:
                      1. Melahirkan Api - @sulunglahitani
                      2. Perawan yang Tak Pandai Menduga - @adiaribowo

                      Peserta Paling Anteng pilihan @sinshaen:

                      1. @momo_DM

                      FEEDBACK TERBAIK DI SURVEY #FF100KATA PILIHAN @sinshaen:
                      1. @siputriwidi
                      2. @dilamiftah
                      3. @_irdni

                      *Kepada para pemenang, silakan email nama, alamat lengkap, dan nomor ponsel ke mayersindy@gmail.com.

                      Whoop!

                      Sampai bertemu lagi di perhelatan  #FF100Kata selanjutnya. Salam super!



                      Best regards,


                      Sindy Shaen& Natanel Anastasye

                      "Ours"

                      $
                      0
                      0
                      "Mungkin kata-kata Mamamu memang benar, Win. Kamu harus mengakhiri hubungan 'delusional' bersama Breiffe dan mengiyakan keinginannya untuk menjodohkanmu dengan William," kata-katanya seperti pedang yang menghunus jantungku. Sejenak aku sesak napas dibuatnya, tapi keyakinan dalam hatiku yang kemudian menguatkanku untuk menyangkal itu semua.

                      "Aku tak habis pikir kamu bisa berkata seperti itu, Jie! Kamu yang paling tahu jelas bagaimana aku dan Breiffe saling mencintai. Kamu juga yang selalu meyakinkan aku kalo cinta kami nyata adanya, bukan sesuatu yang delusional," aku hanya bisa menunduk lesu setelah itu. Sepupu yang selama ini percaya padaku malah menyarankanku menyetujui kemauan Mamaku.

                      Kenyataan ini sungguh adalah 'kado' di ulang tahun ke-22 yang sangat menyakitkan!

                      Breiffe, aku yakin kita bisa meyakinkan Mama kalo kita benar saling mencintai! Hatiku berteriak.
                      ***

                      Cinta tak bisa diraba karena ia hanya bisa dirasa
                      Meski raga terpaut, tapi hati tak bertaut
                      Kurasa itulah cinta kita
                      Aku mencintaimu tanpa takut!
                      Meski dunia berkata aku gila
                      Tapi aku yakin suatu saat
                      Kau dan aku akan menyatu, selamanya...


                      Ia hadir 4 tahun lalu, ketika aku memutuskan menutup diri untuk sesuatu yang bernama cinta karena ingin serius dengan studiku di perguruan tinggi.

                      Facebook yang mempertemukan kami. Aku lupa siapa yang pertama kali berinisiatif menjalin pertemanan, tapi seiring berjalannya waktu kami semakin memiliki banyak kecocokan.

                      Breiffe, seorang pemuda bersahaja dengan tampang yang rupawan. Usianya 3 tahun lebih tua dariku, matanya besar dan tertarik di sudut-sudutnya, hidungnya mancung, rahangnya kokoh, dan rambutnya selalu dibiarkan memanjang sampai di bawah telinga. Ia juga memiliki lesung pipi di pipi kirinya, sama seperti punyaku. Tiap kali melihat fotonya saat ia tersenyum, ingin rasanya aku mengecupnya tepat di lesung pipinya.

                      Berbulan-bulan menggandrungi Facebook membuatku seakan menjadikan Breiffe sebagai candu. Aku tak bisa sekalipun tak mengunjungi profil akun Facebook-nya untuk sekadar melihat apa yang ia lakukan, untuk memastikan apa ia baik-baik saja, dan betapa kehidupannya sangat menarik untuk kusaksikan meski hanya lewat foto-foto yang diunggahnya atau sekadar status Facebook yang dituliskannya.

                      Traveling dan fotografi adalah dunianya. Ia telah sering bepergian ke negara-negara tetangga juga banyak kota di Indonesia hanya dengan bermodalkan backpack dan kamera DSLR di tangannya. Ya, ia seorang backpacker sejati. Dan itu membuatku jatuh cinta!

                      Tiap kali ia bercerita tentang kisah perjalanannya dan mengirimkan foto-fotonya padaku lewat email, aku sangat antusias. Seperti anak kecil yang didongengi sebelum tidur kurasa itulah aku saat membaca cerita perjalanannya.
                      "I hope one day I could travel around the world only with you, Lidwina."
                      1 kalimat darinya yang membuatku seakan terbang. Aku sungguh menantikan saat itu!

                      Ia juga tahu betapa aku sangat mencintai buku. 3 hari sebelum ulang tahunku yang ke-19, tepat 6 bulan setelah kami berkenalan, sebuah paket diantarkan kurir ke rumahku; sebuah paket darinya. Aku membuka paket itu dengan rasa penasaran tapi yang kutemui di dalam malah sebuah bungkusan yang bertuliskan:
                      "Please open this on June 18, 2010."
                      Tepat jam 12 malam, alarm berbunyi menandakan hari itu adalah hari ulang tahunku. Aku membuka paket itu. Isinya 4 buku, di mana 3 buku di antaranya adalah buku yang masuk daftar must-read dan 1 lagi buku bekas berjudul "Flowers for Algernon."

                      Senyum masih tersungging di wajahku ketika ponselku berdering. Aku segera mengangkatnya.
                      "Have you opened the package, Wina? I hope you're happy with my little gift and please read the letter inside. Hehe," suara beratnya membuat jantungku berdegup tak beraturan karena selama kami berteman itulah pertama kalinya aku mendengar suaranya.
                      Belum juga aku menjawab, hubungan telepon sudah diputuskan.
                      "Letter?"
                      Dengan segera aku kembali memeriksa bungkusan kado itu dan benar saja ada sebuah amplop putih di dalamnya. Tak sabar, aku segera membukanya.
                      Happy 19th birthday, dear Lidwina.

                      Thanks for being a very good friend of mine. Thanks for being a very good listener for my stories. Also thanks for all your never ending cares for me.
                      Maybe, this gift is not special for you but I hope you would see my sincerity behind it.
                      I know those 3 books are the books that you really want to read. So, when I went to a bookstore (though I rarely go there hehe), I bought them for you. And for that second book, it doesn't mean that I want to give you a 'second book' but it's the book that my father gave me in my 19th birthday 3 years ago, because it's special for me so I want to give it only to a very special person in my life. I hope you'd like it.
                      Dear Lidwina, may I confess you one thing? Don't laugh though I know you love laughing.
                      I really wanna say that my heart beats fast every time I think of you. Is it called love? If it is yes, would you be by my side to 'travel' this life together?

                      From Surabaya with love,
                      Breiffe.
                      Glek! Baru saja ingin terbang, ponselku kembali berdering. Dengan tangan gemetar aku memberanikan diri mengangkat telepon.
                      "Have you also read that letter, Wina?"
                      Suara berat itu kembali menelusup gendang telingaku.

                      "Ya," jawabku singkat setengah tercekat. Mungkin kalau kami saling berhadapan saat itu, entah bagaimana bisa kusembunyikan pipiku yang merona.

                      "Jadi, apa ngana pe jawaban dang, Nona? Io ato ndak?"* Nada suaranya serius tapi kalimatnya malah membuatku tak bisa menahan tawa.

                      "Why are you laughing, Wina?" Tanyanya protes.

                      "Nope! I'm not laughing at you, but you just used Manado language? Ngana tahu dari mana bahasa Manado dang, Nyong?** Hahahahaha," aku masih terkekeh.

                      "Hmm, rahasia. Tapi kalo kata orang sih saat kita mencintai seseorang, maka kita akan menirunya. Apakah caranya bercerita, bahasanya, atau apa saja. Dan kurasa aku jadi suka berbahasa Manado sejak aku mencintaimu. Apakah itu lucu?" 
                      Hening sekian detik setelah itu. Bibirku terkatup.

                      "Jadi, Nona Lidwina Valiant, ngana terima kita jadi ngana pe paitua?"***


                      Aku tak lagi tertawa saat mendengarnya berbahasa Manado karena tanpa pikir panjang aku langsung menjawab ya.

                      ***

                      Cinta selalu menghadirkan buncah
                      Memberi warna pada hari yang tadinya hitam putih
                      Meski kadang dunia berkata itu salah
                      Tapi telinga seakan tuli dan hati lantang berteriak, "kalianlah yang salah!"


                      Di hari ulang tahunku yang ke 21, tepat 2 tahun kami berpacaran, Mama sengaja membuat pesta sekaligus syukuran karena aku juga baru berhasil meraih gelar sarjana. Dan hari itu, tak hanya Mama tapi juga saudara dan teman-temanku mulai menanyakan sosok Breiffe yang selama ini kuceritakan sebagai pacarku.
                      "Breiffe tak bisa hadir karena Papanya sakit, Ma. Dan aku pun memakluminya," jawabku polos saat itu.
                      "Lidwina sayang, apakah kamu tak merasa aneh pada hubunganmu dengan Breiffe selama ini? Bayangkan, sudah 2 tahun kalian berpacaran tapi tak pernah sekalipun kalian bertatap muka. Bukannya Mama lancang, tapi Mama khawatir jangan-jangan Breiffe itu hanyalah lelaki penggoda yang mengencani banyak perempuan di dunia maya dan kamu salah satu korbannya," kata Mama panjang lebar.

                      "Jika benar ia memang serius denganmu, ia pasti akan hadir hari ini. Kamu sudah memberitahu kalo Mama ingin bertemu langsung dengannya, 'kan? Mama takut hubungan kalian hanyalah hubungan yang delusional. Tidak nyata karena hadirnya memang tak ada," sambung Mama tanpa memikirkan perasaanku.
                      Aku seperti dihantam godam raksasa setelah mendengar perkataan Mama. Dengan airmata yang tertahan segera kutinggalkan mereka semua yang menatapku heran. Aku lari ke kamarku dan mengunci diri.

                      ***

                      Hari-hari selanjutnya berlalu seperti berjalan di semak belukar. Hatiku tertusuk tiap kali mendengar perkataan orang. Tak hanya teman-temanku, tetanggaku juga sudah tahu soal hubunganku dengan Breiffe yang menurut mereka delusional.
                      "Cantik-cantik kok mau saja dipacari sama lelaki yang nggak jelas penampakannya gimana?"

                      "Kok si Wina mau aja yah buang-buang waktu sampe 2 tahun lebih menunggu pacar yang nggak berani memunculkan batang hidungnya?"

                      "Jangan-jangan si Breiffe itu hanya sosok fiktif yang diciptakan Wina karena mungkin ia nggak mau dipacari siapa pun. Bisa saja, 'kan?"
                      Entah berapa banyak lagi kalimat menusuk yang digunjingkan oleh mereka. Aku seperti menjadi bahan gosip yang tak ada habisnya. Mereka terus berasumsi bahkan menuduhku yang tidak-tidak.

                      Aku sempat ingin kabur dari rumah sebelum Mama menahan lenganku dan berucap lembut. "Baiklah, Wina. Kali ini Mama percaya padamu. Tapi Mama hanya bisa memberi waktu sampai setahun ke depan. Jika di ulang tahunmu yang ke-22, Breiffe tak juga muncul, kamu harus mengakhiri hubunganmu dengannya. Mama tak ingin anak Mama berharap pada sesuatu yang tidak pasti. Dan kamu pasti tahu, anaknya sejawat Mama, William, selama ini telah menyatakan keseriusannya untuk meminangmu. Ingat umurmu, Nak. Kamu sudah sepantasnya menikah. Dan Mama yakin, William adalah lelaki yang paling tepat untuk menjadi pendampingmu kelak."

                      Kata-kata Mama seperti menjadi tantangan bagiku; tantangan untuk membuktikan cintaku dengan Breiffe adalah sesuatu yang nyata.
                      "Baiklah, aku akan membuktikannya, Ma." Ucapku meyakinkan Mama.
                      Sejak saat itu aku tak lagi ambil pusing dengan cibiran orang-orang. Toh, yang menjalani semuanya adalah aku dan Breiffe. Entah sudah berapa banyak gosip yang dikumandangkan orang-orang bermulut lebar itu, tapi aku tak mau lagi peduli. Aku pun bersyukur karena turut mendapat dukungan dari Mama dan Jie, sepupuku. Merekalah yang paling mengerti aku.

                      ***

                      Bulan berganti bulan, tak terasa seminggu lagi aku akan genap berusia 22 tahun. Hubunganku dengan Breiffe berjalan baik meski kami sekalipun belum pernah bertatap muka. Aneh memang. Tapi mungkin begitulah cinta; ia bisa membuat manusia melakukan hal-hal yang tak logis. Karena bukankah cinta kadang tak mengenal logika?

                      Aku pun sudah mengutarakan keinginan Mamaku padanya karena itulah syarat satu-satunya Mama akan menyetujui hubungan kami. Breiffe tak menolak, tapi tak juga mengiyakan. Aku tak ingin memaksanya namun dalam hati aku meyakini bahwa ia pasti akan datang.

                      Hari itu pun tiba. Ballroom hotel Sutan Raja, Manado, telah penuh dengan undangan tapi hatiku cemas menanyakan keberadaan Breiffe. Aku terkejut malam itu karena yang hadir malah William. Dan sampai acara selesai, aku terpaksa mengikuti kemauan Mama untuk bercerita dengan William. Dan Breiffe? Seperti perkiraan Mama (dan mungkin semua yang hadir di pestaku saat itu), ia tak datang.

                      Aku kecewa namun dalam hati masih terbersit keinginan untuk membuktikan bahwa dugaan mereka semua itu salah.

                      ***

                      19 Juni 2013, tanpa berpikir panjang dan hanya membawa 1 tas tangan berukuran sedang, aku menaiki taksi ke bandara.
                      Aku harus menemui Breiffe langsung di Surabaya!
                      Aku ingin menjawab rasa penasaranku. Aku ingin memarahinya karena sudah lancang tak menghadiri acara ulang tahunku. Aku ingin protes padanya karena selama 4 tahun terakhir hanya bisa menjadi pacarku di dunia maya. Tapi aku juga ingin memeluk raganya langsung dan berucap betapa aku sangat mencintainya.

                      Perasaanku berkecamuk.

                      Penerbangan selama 4 jam terasa seperti seabad lamanya. Tak kuhiraukan raga yang lelah karena semalaman tak bisa tidur. Tak kupusingkan perut yang bergejolak minta diisi. Aku hanya ingin menemuinya. Segera.

                      ***

                      Taksi yang mengantarku berhenti tepat di sebuah rumah yang lumayan besar. Rumah berwarna krem bergaya Eropa dan pagar besar di depannya seolah menyambut tubuh kecilku yang ringkih.

                      Kubunyikan bel sampai 3 kali.

                      Seorang lelaki paruh baya yang wajahnya tak asing membuka pagar. Apakah ini Papanya? Aku hanya bisa menggumam dalam hati.

                      Lelaki itu menatapku dari ujung kaki sampai ujung rambut. Aku hanya bergeming.
                      "Lid....wina?" tanyanya setengah terbata.

                      "Maaf, apakah Bapak, Papanya Breiffe?" Aku balas bertanya.
                      Ia hanya mengangguk lalu mempersilakanku masuk. Ada keramahan kurasakan lewat perlakuannya yang sopan dan aku merasa sangat disambut di rumah ini.
                      "Breiffe di mana, Om? Aku ingin bertemu dengannya," tanyaku to the point. Aku tak sabar lagi ingin bertemu dengan Breiffe.

                      "Tenang, Nak. Kamu duduk saja dulu sambil minum teh sementara om panggilkan Breiffe kemari. Ia ada di kamarnya," setelah menepuk pundakku ia kemudian menaiki sebuah tangga menuju ke lantai 2.
                      Seorang pembantu mengantarkan secangkir teh hangat yang tak juga kusentuh 5 menit setelah diletakkan di atas meja.

                      Pantatku terasa kebas. Aku semakin tak nyaman hanya duduk diam di atas sofa dan menunggu seperti orang bodoh.

                      Perjuanganku harus segera terjawab! Aku tak bisa menunggu lebih lama lagi.

                      Tak ayal, aku segera menaiki tangga dan mencari di mana gerangan kamar Breiffe. Kulihat sebuah pintu kamar yang tak tertutup rapat.

                      Itu pasti kamarnya! Ucapku yakin dalam hati sambil tersenyum.

                      Aku berjalan mendekati pintu itu sampai kemudian kulihat lelaki tadi berhadapan dengan seorang lelaki yang jauh lebih muda darinya; lelaki muda yang tertunduk lesu di atas kursi roda.
                      "Breiffe?" Tanpa kusadari kata itu meluncur dari mulutku.
                      Kedua lelakiku itu seketika menatapku. Kaget!
                      "Jadi, kamu kini tahu 'kan alasanku kenapa aku tak bisa sekalipun menemuimu? Dan aku memang lebih nyaman kita seperti ini, mencintai tanpa harus hidup berdampingan. Maafkan aku, Wina." Kepalanya kembali tertunduk.
                      Tanpa meminta izin, aku langsung mendekati lelaki di kursi roda itu; lelaki yang selama ini kucintai.
                      "Tapi, bagaimana dengan perkataanmu waktu itu? Katamu, kamu hanya ingin berkeliling dunia bersamaku," aku menggenggam tangannya sambil menahan bulir hangat jatuh dari kedua mataku.
                      Ia masih tak mengangkat kepalanya.
                      "Tapi, aku lumpuh, Wina! Aku bahkan butuh bantuan kursi roda ini hanya untuk sekadar mengantarku ke toilet. Dan sekali lagi maafkan aku, soal foto-foto itu, semuanya memang fotoku sebelum kecelakaan itu membuat kakiku lumpuh seperti ini," kulihat matanya mulai berkaca-kaca.

                      "Aku tak peduli apakah nanti kita akan berkeliling dunia juga dengan kursi roda ini atau tidak. Karena yang terpenting bagiku adalah kamu di sampingku. I only want to travel the world and even this life only with you, Breiffe." Aku memeluk tubuhnya. Kerinduan selama 4 tahun kutuntaskan dengan mendekapnya erat.
                      Setelah pelukan kulepas, ia sudah berani mengangkat kepalanya dan ia tersenyum. Lesung pipi yang dalam di pipi kirinya kini terlihat dan aku segera mengecupnya tepat di lesung pipi itu. Tak kuhiraukan ada Papanya yang menjadi saksi pertemuan kami saat itu.

                      Aku bahagia dan kurasa perjuanganku memang tak sia-sia.

                      ***

                      Pintu rumah terbuka dan Mama sudah berdiri di situ dengan wajah kaget.
                      "Ma, kenalkan ini Breiffe. Mama lihat 'kan, Breiffe memang sosok yang nyata bukan khayalanku saja."
                      Mama lantas memelukku dan berbisik, "Wina. Tapiiii...."

                      Aku tahu apa yang dipikirkan Mama tapi aku juga tahu Mama bukanlah orang yang suka mendiskriminasi orang lain.

                      Keyakinanku benar. Meski awalnya harus kuceritakan segala sesuatu tentang Breiffe dengan panjang lebar, Mama akhirnya bisa menerima kehadiran Breiffe dan ia menyetujui hubungan kami. Tentu saja, Mama juga menyarankan Breiffe untuk melakukan operasi di Singapura karena kelumpuhannya tidaklah permanen.

                      Beruntungnya punya Mama seorang dokter. Batinku.

                      ***

                      Setelah hari itu, tak ada lagi yang bergosip tentang hubunganku dengan Breiffe. Semak belukar yang dulu menusuk kini telah berganti dengan pasir putih yang lembut untuk kupijak.

                      Cinta memang butuh perjuangan untuk membuktikan bahwa 2 insan yang saling mencinta tak bisa dipisahkan.
                      "The stakes are high, the water's rough. But this love is ours." -Ours, Taylor Swift.
                      -TAMAT-


                      * “Jadi, apa jawabanmu? Iya atau tidak?”

                      ** “Kamu tahu dari mana bahasa Manado?”

                      *** “Kamu menerimaku jadi pacarmu?”



                      Dedicated to Benz Khouw 
                      Cerpen ini rencananya mo diikutsertakan dalam Writing Project @NBCManado bertema "KARLOTA", tapi karena satu dan lain hal proyek tersebut diundur dan kemungkinan akan diganti dengan yang lain.

                      HASIL PENJURIAN FINAL "ANTOLOGI RINDU"

                      $
                      0
                      0
                      DUM DUM DUM DUM DUM DUM DUM ....... ^^

                      Mari menjawab rasa penasaran 40 besar di tiap kategori dalam writing project Antologi Rindu.

                      3 minggu proses penjurian tahap II yang 'menguras' waktu, konsentrasi, dan cinta ketiga juri akhirnya telah diputuskan 10 besar naskah lolos untuk tiap kategori yang akan DIBUKUKAN.

                      Dengan tetap mempertahankan teknik penjurian BLIND SCORING dan memperhatikan poin-poin penilaian yang pernah disampaikan sebelumnya di sini, maka dengan bangga saya mengumumkan.......

                      10 BESAR NASKAH LOLOS (DI TIAP KATEGORI) DALAM WRITING PROJECT ANTOLOGI RINDU:

                      *daftar diurutkan berdasarkan abjad.


                      CERPEN:
                      1. Dear Daddy - Sarah Puspita
                      2. Lihatkan Ka'bah Untuk Bunda - Attar Arya
                      3. Mengapa? - Anindita Hendra
                      4. Mutiara di Antara Pelangi - Nina Nur Arifah
                      5. Panggil Airi Saja - Aprie Janti
                      6. Ponsel Pintar Bapak - Stella Prisca
                      7. Pulang - Kethut Ragil Purnama
                      8. Remah-remah Masa Lalu - Neida Camelia
                      9. Sepucuk Surat di Lemari Ibu - Tara Zhafira
                      10. Seribu Puisi - Putra Zaman

                      FLASH FICTION:
                      1. Air Mata Ibu - Mel Puspita
                      2. Ayah, Pulanglah - Arni Windasari
                      3. Badai - Osalina Toemapa
                      4. Kakek Buta dan Sulingnya - Stany Cecilia
                      5. Lupa - Anjani Yaumil Arafah
                      6. Novel Pinjaman - Risa Nuraini
                      7. Perempuan yang Selalu Menunggu - Hedia Rizki
                      8. Pulang - Ch. Evaliana
                      9. Siapa yang Harus Disalahkan - Isyia Ayu
                      10. Wulan Jatuh Pada Bumi - Red Carra

                      PUISI:
                      1. Aku Ingin Jadi Ekormu - Aria Shaula
                      2. Kepada Waktu yang Merasa Terus Melangkah - Fadhli Amir
                      3. Lima Sebab Aku Terus Mengingatmu - Fadhli Amir
                      4. Menguasai Rasa - Resna J. Nurkirana
                      5. Montase - Sigit Jaya Herlambang
                      6. Pada Hal-Hal yang Seharusnya Kamu Ketahui - Kiki Ramadhani
                      7. Sepanjang Jalan Ibu - A'yat Khalili
                      8. Sesaat Berkisah - Resna J. Nurkirana
                      9. Sunyi Melipat di Dadaku - Eddie M. N. S. Soemanto
                      10. Untuk Matar - Fadhli Amir

                      PEMENANG WRITING PROJECT ANTOLOGI RINDU

                      CERPEN/FF:
                      1. Seribu Puisi - Putra Zaman
                      2. Wulan Jatuh Pada Bumi - Red Carra
                      3. Mutiara di Antara Pelangi - Nina Nur Arifah
                      *bagi ketiga pemenang di atas, mohon kirimkan nomor rekening lewat DM twitter (kalau bisa, norek BCA, ya...)

                      PUISI:
                      1. Untuk Matar - Fadhli Amir
                      *bagi pemenang di atas, mohon kirimkan alamat dan nomor hp lewat DM twitter.

                      CERPEN TERFAVORIT PILIHAN Sindy Shaen:
                      1. Asa Pada Lautan - Dian Eka
                      *naskah cerpen terfavorit ini otomatis akan dibukukan bersama 30 naskah lolos di atas. Pilihan ini adalah hak prerogatif penyelenggara dan tidak dapat diganggu gugat.

                       
                      PS: Untuk penulis semua naskah lolos di atas, SEGERA kirimkan DATA DIRI (maks. 77 kata) ke email: sinshaen@gmail.com

                      Daaannnn........ Dengan diumumkannya naskah lolos dan pemenang dalam writing project ini, maka saya selaku penyelenggara menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat yang namanya tak bisa saya sebutkan satu per satu.

                      Mohon maaf juga jika selama penyelenggaraan writing project ini ada hal-hal yang tidak berkenan di hati peserta, juri, maupun sponsor. Salam damai! :*

                      Buat yang tidak lolos, jangan berkecil hati karena bukankah banyak jalan menuju Roma? ^^

                      Terima kasih dan sampai jumpa di writing project saya selanjutnya!

                      Kapaaaannnn?

                      Secepatnyaaaaaa!


                      Best regards,

                      Sindy Shaen.

                      Behind The Scene "Antologi Rindu"

                      $
                      0
                      0

                      Alert: Post ini berisi 77% kebawelan ala seorang gadis absurd, dan 22% sisanya nggak jauh-jauh dari curcol. Oops! Yang 1% tentang apa? Tulisan sok bijak.

                      Hint: Sangat disarankan untuk dibaca dalam keadaan setengah sadar.

                      Ok, let me start! ~

                      Menjawab rasa penasaran para makhluk kepo di luar sana yang sudah bertanya tentang ini itu di balik writing project Antologi Rindu yang telah aku adakan (apakah secara langsung maupun dalam hati), maka aku tergelitik untuk menulis post iseng ini.

                      • Awal Mula Munculnya Ide
                      Di siang yang gamang (karena cuaca yang awalnya cerah, tiba-tiba mendung lalu cerah lagi, kemudian hujan), dengan refleks aku menggumamkan sepotong lirik lagu lawas...
                      "Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdayaaaaaa menahan rasa ingin jumpaaaaa....~"
                      Makhluk purbakala pasti tahu itu cuplikan lagu apa. Alright, I might be one of those 'makhluk purbakala' (but, hey! Bukankah lagu Indonesia lawas memang lebih BERBOBOT, baik dari segi lirik maupun musikalitasnya, dibanding lagu Indonesia sekarang? IMHO.)

                      Tak tahu juga alasan yang pasti kenapa aku sampai menggumamkan lagu tersebut.

                      Tapi, seperti sumbu petasan yang tersulut api, pun ide yang kemudian meledak begitu saja di otakku.

                      "Kenapa nggak bikin writing project bertajuk RINDU?"

                      "Eww! Nggak seru! Tantangannya apa coba? Yang nulis tentang rindu kan udah bejibun?"

                      "Weishenme bu shiyishi! Why not have a try?"

                      "Iya, iya. Tapi tantangannya apa?"

                      "Gimana kalo bikin kayak yang udah berhasil dibikin sama salah satu blogger favoritmu, si Putri Widi Saraswati? Antologi Rindu TANPA kata 'rindu'. It sounds challenging, doesn't it?"

                      "Baaahhhhh! Ide yang brilian! Tapiiii.... Tapiiiii...."

                      "Ah, sudah! Jangan pake 'tapi tapi' lagi. Ingat prinsipmu: 'Weishenme bu shiyishi'. Jadi tak ada salahnya untuk mencoba."

                      "Alright. Demi prinsip, mari kita coba!"


                      Itulah sepenggal percakapan antara aku dan 'aku.' Absurd? Don't you realize that talking to yourself is the best talk ever?

                      Daaannnn... Ide yang baru saja lahir itu, aku pendam dalam note BB. Belum ada pemikiran untuk memformulasikan aturan main writing project tersebut, belum tahu juga akan menghubungi siapa untuk dimintai tolong jadi juri bahkan sponsor. Sampai kemudian........

                      Saat asyik scrolling down timeline, 1 tweet dari ceu Ika seperti 'menyetrumku'. Bunyinya:

                      "coba, deh, nyatakan rindumu tanpa kata 'rindu'.."

                      Baaahhhhhhh! Konspirasi semesta?

                      Darah di sekujur tubuhku seketika menggelegak! Aku jadi bersemangat untuk merealisasikan writing project tersebut. Meskipun aku masih sangat amatir dalam dunia tulis-menulis. Aku bahkan hanyalah seorang blogger newbie. Menulis hanya semaunya dan tanpa keinginan untuk membuat buku. *straightening face*

                      Bagaimana bisa aku mengajak orang lain untuk ikutan dalam writing project yang kubuat?

                      Tapiiii... Kembali lagi si 'aku' dalam diriku berteriak lantang:
                      Tak ada salahnya dengan mencoba, kan?
                      Daaannnn...

                      Malam itu segera kuformulasikan aturan main dalam writing project bertajuk Antologi Rindu TANPA Kata 'Rindu'.

                      • Merealisasikan Ide
                      Aturan main yang sudah kuketik di BB, langsung kukirimkan ke email ceu Ika, Putri, dan Kak Tia.

                      Gayung bersambut! Aku mendapat tanggapan positif dari ketiganya. Aku pun berpikir, "Kenapa nggak mendaulat mereka bertiga aja buat jadi juri?"

                      Alasannya:
                      1. Kak Tia adalah penulis, blogger, dan puisi-puisinya sudah dinikmati dan diakui oleh banyak orang di luar sana. Hal ini terbukti dari jumlah followers di akun twitter-nya yang hampir menyentuh angka 10.000. Aku suka tulisannya dan tak ada salahnya memintanya jadi juri karena sebelumnya Kak Tia juga sudah meminta bantuanku untuk menjadi first draft reader untuk her upcoming novel. Mungkin ini semacam 'pamrih'. *digampar*
                      2. Putri adalah writing enthusiast yang sudah berhasil dengan beberapa writing project yang dibuatnya. Selain itu, menurutku orangnya teliti, kritis, dan peka. Sungguh keputusan yang tepat untuk mendaulatnya jadi juri. Dan hal ini terbukti dari begitu banyak masukan, saran, bahkan kritik yang dilayangkannya selama dan setelah pelaksanaan writing project Antologi Rindu. #plak
                      3. Ceu Ika adalah blogger yang tulisannya keren! Aku adalah pengunjung setia blog-nya. Selain itu, ia juga adalah pengajar bahasa Indonesia yang tak jarang menjadi tempatku bertanya ini itu tentang kebahasaan. *sembah*

                      Juri sudah didapat. Bagaimana dengan sponsor?

                      Padahal dalam email yang kukirimkan ke ketiga juri, sudah kucantumkan apa saja hadiahnya, sementara sponsor BELUM ADA.
                      No money, but full of enthusiasm to make this writing project become true!
                      Tapi, bukan gemini sejati kalo nggak berusaha mewujudkan apa yang diinginkannya. Beh!

                      Tanpa banyak ba-bi-bu langsung saja ku-publish post berisi aturan main writing project tersebut di blog-ku. Sebelumnya aku juga sudah menghubungi admin @Lomba_Menulis dan @Warung_Blogger untuk meminta bantuan mempromosikan writing project yang kubuat.

                      Daaannnn.... TADAAAAA.......!!!!!!!!!


                      Semua pun terjadi begitu saja! Keajaiban-keajaiban (ya, kalo boleh aku menyebutnya keajaiban) bermunculan!

                      Writing project ini mendapat respon positif dari siapa pun yang membaca blog-ku. Aakkk! Antara terharu dan semakin tertantang.

                      Singkat cerita, tanpa dicari, sponsor pun menawarkan diri sendiri; baik sponsor yang menyumbang uang tunai yang tak mau namanya kusebutkan sampai sekarang (tiniii tiniii tiuummm), maupun sponsor buku (si kembar: Ceu Eva& Evi, koh Roy Saputra, editor kece: Riesna Kurnia, dan siapa lagi, ya? *lupa*) #plak

                      Awalnya aku sempat kewalahan menangangi proyek ini sendirian. Dan semesta sepertinya mengerti keterbatasanku. Maka dikirimkanlah seorang 'malaikat' yang bersedia menjadi partner-ku. Siapa lagi kalo bukan Stany. Uwuwuwuw!

                      Tak ada yang lebih menyenangkan daripada menemukan partner yang tepat! Dan aku bersyukur menemukan Stany!

                      Sosoknya yang introvert sangat cocok bekerja 'di belakang layar'. Sementara aku? Si ambivert (dominan ekstrovert) menangani bagian promosi dan 'galak-galakan' sama peserta bawel. #eh

                      Jujur, proyek ini takkan berhasil tanpa bantuan Stany. *nangis*

                      15 hari. Inbox email hampir 1000 yang tak semuanya 'bersahabat' (karena masih banyak yang menyalahi aturan), dan tentunya kami masih memiliki kesibukan di dunia nyata yang tak bisa seenaknya ditinggalkan. Sungguh bukan perkara mudah menangani proyek dengan antusiasme peserta lebih dari yang diharapkan!

                      Aku sempat kewalahan bahkan mengeluh. Tapi kembali lagi, partner yang dikirimkan semesta benar-benar tepat. Bahkan ketika terjadi 'insiden kecil' di mana laptop-ku tersiram kopi dan mati total, aku bersyukur masih ada Stany yang bekerja keras untuk menyortir naskah masuk.

                      Dan 15 hari melelahkan nan menyiwerkan pun terlewati!

                      15 hari yang menyenangkan!

                      15 hari yang mengubah hidupku!


                      Banyak keuntungan yang kudapatkan selama pelaksanaan writing project ini. Perlu disebutkan?

                      1. Followers bertambah 400-an orang
                      2. Traffic blog naik pesat
                      3. Teman di twitter yang sama-sama suka BUKU dan WRITING bertambah
                      4. Aku jadi (sedikit) terkenal. #plak 
                      5. Kesabaran dan ketelitian diuji
                      6. Aku diajarkan untuk bekerja sama dengan orang lain (karena selama ini aku terbiasa mengerjakan segala sesuatu sendiri)
                      7. Dan yang terpenting aku bisa menikmati sekaligus belajar banyak dari naskah-naskah yang masuk.

                      Meski tak jarang aku dibuat kesal dengan peserta yang rada bawel (maaf, tapi ini jujur). Itulah sebabnya banyak mention yang tidak kubalas. *smirk*

                      Hmm, sepertinya post ini sudah terlalu panjang. *capek ngetik*

                      Singkat cerita, writing project ini pun SUKSES terselenggara hanya karena atas campur tangan semua pihak yang sudah terlibat. *peluk cium satu-satu*

                      Mungkin masih ada catatan-catatan kecil yang pantas dimasukkan ke post ini, tapi nanti saja setelah proses pembukuan selesai.

                      Dan, selamat bekerja sama untuk Tante Indah (penata letak), Uda Sulung (editor), dan someone (cover designer). Semangat! Semangat!

                      Oops! For your information, sudah ditemukan 7 orang kece yang layak jadi endorser untuk buku Antologi Rindu. Di antaranya: Ariev Rahman, Mya Haryono, Grahita Primasari, dan Dendi Riandi. Uwuwuwuw! *songong biarin*

                      Last but not least, selamat bergabung dalam buku Antologi Rindu untuk 31 naskah lolos juga naskah dari juri. Semoga buku kita layak dibaca dan bisa menginspirasi siapa saja. Ada 'amin'?

                      Apa lagi, ya? Udah deh, ya, sampai di sini dulu.

                      Cukup sekian dan nggak terima cipokan.

                      Anyway, why don't you also try to make a writing project? *pasang petasan*

                      E-Book: "The Best of #FF100Kata"

                      $
                      0
                      0

                      Berawal dari ide sederhana untuk aktif lagi mengisi blog sepanjang bulan November, maka lahirlah proyek menulis bertajuk #FF100Kata.

                      Proyek menulis ini murni lahir dari kecintaan penggagas (founder) pada flash fiction dan dapat terlaksana atas dukungan dari co-founder, sponsor, penata letak merangkap editor, dan teristimewa para kontributor.

                      15 hari dengan 15 tema berbeda juga unik dan menantang menghasilkan 1 buah e-book perdana yang berisi 101 flash fiction terpilih.

                      10 tema yang muncul begitu saja di benak penggagas tiap harinya dan 5 lainnya sudah diusulkan terlebih dahulu oleh 2 orang terpilih diakui merupakan keunikan tersendiri di mata para kontributor.

                      Oleh karena itu, e-book#FF100Kata ini kiranya bisa menjadi pemicu untuk kelangsungan proyek menulis ini ke depannya. Tentunya, dengan harapan agar pelaksanaan bisa lebih baik lagi tanpa embel-embel apa pun.

                      Maka, dengan segala kerendahan hati dari founder dan co-founder, kami persembahkan e-book #FF100Kata kepada para pecinta flash fiction di luar sana (Silakan unduh e-book ini dengan menekan tautan ini).

                      Liarkan imajinasimu dan tetap menulis, karena bukankah sebaik-baiknya bakat adalah bakat yang diasah?

                      Manado, 25 Desember 2013
                      Sindy Shaen - Founder #FF100Kata

                      Dara

                      $
                      0
                      0
                      Picture is taken from here
                       
                      8 Januari, 5 tahun silam, Dara kehilangan keperawanan. Itu pun kalau keperawanan hanya dimaknai sebatas selaput dara. Dan jika selaput darah itu robek, maka hilanglah keperawanan dari ia – yang tadinya – diagungkan sebagai gadis.

                      Mika, nama lelaki itu. Lelaki yang kegagahannya telah meledakkan berahi Dara di malam naas itu.

                      Tidak. Dara tidak diperkosa, tapi ia membiarkan dirinya terbuai dalam bisikan penuh godaan dari lelaki yang mengaku mencintainya.

                      Dara, kini bukanlah dara seperti namanya. Dara telah kehilangan kegadisannya. Setidaknya, itu menurut pemikirannya sendiri.

                      Mika, lelaki berparas biasa saja. Badannya kurus kerempeng khas anak kuliahan yang menggantungkan kesejahteraan perut di akhir bulan hanya pada mie instant. Namanya bak malaikat, pun tatapan matanya. Itulah yang membuat dada Dara tertancap panah si Cupid.

                      Umur Dara kala itu baru 19 tahun. Semerbak untuk anak gadis yang segera beranjak dewasa. Dan menggoda mata lelaki untuk menelanjanginya dalam imaji liar nan kotor.

                      Namun perhatian Dara hanya tertumbuk pada lelaki itu. Mika, Mika, dan hanya Mika saja. Tiap hari, dari pagi, siang, sampai malam, Mika-lah yang menemani Dara ke mana saja. Mika selayaknya body guard yang mengawasi Dara ke mana pun kakinya melangkah.

                      Mungkin Dara telah diguna-guna, tapi Dara tak percaya dengan ilmu hitam semacam itu. Baginya, itulah cinta – ketika keinginan untuk bersama dengan seseorang yang membuatnya nyaman setiap saat terus meluap. Dan seseorang itu adalah Mika; kekasihnya yang sama sekali tak rupawan.

                      Dara terlalu jelita untuk disandingkan dengan lelaki seperti Mika. Dunia mencibir. Teman-temannya, terutama para lelaki, banyak yang tidak rela. Mereka bahkan jijik menyaksikan Dara dipacari oleh lelaki yang tidak layak. Lelaki yang sepantasnya hanya dipandang sebelah mata oleh Dara.

                      Tapi Dara sudah telanjur buta. Buta oleh sesuatu yang diyakininya sebagai cinta.

                      Mungkin mereka tak tahu kalau Dara mencandui saat dicemburui. Itu membuat perutnya menggelinjang dan sesuatu dalam tubuhnya berkedut dalam irama yang menghadirkan nikmat-entah-apa-namanya. Dan Mika adalah orang yang tepat untuk memuaskan kecanduannya. Mika posesif. Pencemburu kelas berat.

                      Tak dibiarkannya Dara bertegur sapa dengan sembarang orang, terutama lelaki. Teman kampus, dosen, bahkan sepupu lelaki Dara pernah menjadi sasaran bogem mentah Mika yang mengganas karena cemburu buta.

                      Dara menangis kala itu, tapi ia menangis dalam kesenangan. Kesenangan karena candunya telah dipuaskan. Kepuasan yang membuatnya semakin mencandui hal tersebut.

                      Di malam naas itu Mika kembali mengamuk. Ia mendapati ponsel Dara berisi pesan dari nomor tak dikenal yang mengajak Dara bertemu.

                      Pasti ini dari lelaki! Asumsi Mika saat itu.

                      Tak ayal, ponsel Dara menjadi sasaran awal.

                      Brak!

                      Ponsel itu pun jatuh bersamaan dengan jatuhnya bulir hangat dari kedua mata Dara.

                      Tapi, dalam hati sebenarnya Dara senang. Ada kejutan apalagi setelah ini, Mika sayang?

                      Mika meraih bahu Dara dan menatapnya matanya lekat. Ada amarah di sana. Juga nafsu. Mika seperti binatang liar yang hendak menerkam mangsanya hidup-hidup dan mencabik-cabik tubuhnya sampai nafsunya terpuaskan.

                      "Maaf." Hanya itu kata yang keluar dari bibir mungil Dara.

                      Bukan tamparan yang diterimanya saat itu, tapi satu bisikan yang mengalirkan hangat di telinga Dara.

                      "Tahukah kau seberapa besar aku mencintaimu? Duniaku runtuh jika kau berani membagi hatimu dengan yang lain. Kau milikku dan takkan kubiarkan orang lain merebutmu dariku. Katakan kalau kau juga mencintaiku! Sama seperti aku yang rela mengorbankan seluruh hidupku agar bisa bersamamu. Katakan, Sayang!"

                      Ini bukan kamu, Mika. Ini orang lain!

                      Tapi batin Dara yang memberontak telanjur ditutupi nafsu karena kalimat bualan yang diucapkan dengan penuh gairah tersebut.

                      Hingga malam itu, di kamar kost nomor 8, satu anggukan kecil Dara berubah menjadi pagutan ganas di bibir, dada, dan selangkangan.

                      Saat benda asing itu memasuki pertahanan Dara, ia menjerit; meringis menahan sakit. Tapi sesaat kemudian, kesakitan berubah menjadi kenikmatan yang semakin lama semakin memuncak bersamaan dengan tubuh Mika yang memompa semakin cepat.

                      Hari ini, 8 Januari 2013, Mika – sang malaikat yang sebenarnya berhati iblis – telah lama berpisah dari Dara. Ia pergi bersama dengan keperawanan Dara yang telah direnggutnya.

                      Ah, itu mungkin hanya pemikiran Dara semata. Karena bukankah saat terlepas dari kekang, itu berarti Dara telah mendapatkan kebebasannya? Kebebasan jauh lebih berharga dari sekadar frase: "masih perawan."

                      Percuma juga jika selaput dara masih utuh, belum terjamah benda asing, tapi hati terkekang oleh dogma yang mematenkan bahwa keperawanan itu melulu soal selaput dara.

                      Lalu, bagaimana dengan Mika? Apakah karena ia tak punya selaput dara lantas ia bisa dikatakan masih perawan padahal ia pernah berkali-kali menyetubuhi Dara?

                      ***

                      Cincin baru saja disematkan di jari manis Dara. Sesaat kemudian, ia berbisik dengan lembut ke telinga lelaki di sampingnya, "Terima kasih sudah bersedia menerimaku. Apa. Adanya."

                      Lelaki itu tersenyum sembari melirik cincin di jari manis Dara. Ada namanya di situ. Breiffe.
                       
                      *related cerpen: Darah Perawan

                      Liebster Blog Award

                      $
                      0
                      0

                      Menjawab 10 pertanyaan Bella di Liebster Blog Award (yang aku sendiri sebenarnya nggak paham benar ini ajang apa). Anggaplah meramaikan. *halah*

                      1. Lebih suka menulis atau membaca? Kenapa?
                      Mungkin pertanyaan ini rada mirip dengan, "Lebih suka bicara atau mendengar?" Dan jawabanku: suka dua-duanya, seimbang.

                      2. Kalo jatuh cinta sama tokoh fiksi kan udah biasa, pernah nggak sih suka sama penulis dari buku yang dibaca?
                      Pernah. Aku cinta Stephen Crane karena dia tipeku banget (tulisannya juga keren dong). Tapi sayang, beliau mati muda karena TBC. Kalau mesin waktu benar-benar ada, aku ingin hidup di zaman itu dan dipertemukan dengan beliau. Serius.

                      3. Penulis yang menjadi panutan sejauh ini siapa? Dari luar atau dalam negeri juga boleh.
                      Luar: Mitch Albom, Sidney Sheldon, Stephen Crane.
                      Dalam: Windy Ariestanty, Hanny Kusumawati, Okky Madasari, Ayu Utami.

                      4. Ada nggak buku yang 'mengubah' hidup kamu? Pake alasan, ya.
                      Ada, dong.
                      Fiksi: "If Tomorrow Comes" - Sidney Sheldon. No matter how far life has brought you down, you must get up and show the world that you can survive. Jadi perempuan jangan lemah.
                      Non fiksi: "A Gift from a Friend" - Merry Riana. Nothing is impossible as long as we try and lay on God.

                      5. Lebih suka menumpuk buku, atau membaca buku yang dibeli dulu baru beli lagi?
                      Yang pertama. Entah kenapa malah lebih puas kalau buku-buku semakin berdesakan di rak, padahal sebagian besar belum sempat dibaca. T_T

                      6. Lebih suka dianggap pembaca buku yang baik atau pembaca buku yang rakus?
                      (Mungkin) pembaca buku yang baik. Setelah baca, sebisa mungkin menulis review buku tersebut. Tak semua harus di-publish di blog sih, sebagian besar hanya untuk konsumsi pribadi karena aku adalah tipe pembaca ulang. So, writing books' review is a must.

                      7. Ada nggak buku yang paling bikin kamu kesel karena ceritanya? Misalnya, ceritanya ngegantung atau mengingatkan kamu dengan masa lalu.
                      Kalau sampai kesal sih kayaknya belum ada, cause I've chosen what I wanted to read. Kalau bosan, sampai beberapa kali (karena gaya bercerita yang nggak asyik/nggak sesuai KBBI, alur yang menjelimet, apalagi yang namanya teenlit, HELL NO!). Buku semacam itu biasanya hanya beberapa halaman, nggak aku lanjutin lagi (lalu dikasih ke orang lain yang suka).

                      8. Kalo temanmu nerbitin buku debutnya, tapi review di goodreads nggak memuaskan, kamu tetap beli buku itu atau nggak? Kenapa?
                      Tergantung selera. Dia nulis buku kayak apa. Kalau sesuai selera pasti kubeli dan baca. Kalau nggak, ya nggak. Nggak pernah buka-buka goodreads. Sebelum beli pake feeling aja dan terutama pertimbangan selera. Pokoknya buku yang ditulis oleh teman ataupun yang bukan, kalau nggak sesuai selera sudah pasti nggak bakal kubeli. Pun sebaliknya.

                      9. Ada nggak kriteria khusus dalam membeli sebuah buku?
                      Selera itu harga mati. Kadang cover sama blurb juga berpengaruh karena selain beli buku yang sudah ada di must-read-list, aku juga sering beli buku randomly.

                      10. Buku apa yang pengin kamu baca tapi sampe sekarang belum bisa kamu baca?
                      The Kama Sutra - Vatsyayana. Udah, itu aja. Beli di mana, sih? ._.

                      Dan, aku juga mau ajukan 10 pertanyaan untuk 7 (aja) blogger paling kece di mataku. Kenapa 7? Karena 7 angka favoritku. Here are the questions:

                      1. Dalam sebulan bisa baca berapa buku? (Nggak masalah, buku yang dibeli sendiri atau pinjam dari teman/perpus)
                      2. Kalau bisa jadi salah satu tokoh dalam buku, kamu ingin jadi siapa? Kenapa?
                      3. Suami/istrimu kelak harus suka baca buku juga atau tidak? Kenapa?
                      4. Bagaimana kamu menularkan virus membaca ke anak-anakmu kelak?
                      5. Sebutkan masing-masing 1 penulis luar dan dalam negeri yang paling kamu favoritkan. Kenapa?
                      6. Kapan kamu biasanya menulis?
                      7. Saat terkena writer block, apa yang biasanya kamu lakukan?
                      8. Kenapa kamu (ingin) menulis buku?
                      9. Jika dipertemukan dengan penulis favoritmu, apa yang ingin kamu tanyakan padanya?
                      10. "Writing for pleasure" or "writing for popularity"? :p

                      10 pertanyaan di atas mau kulemparkan ke 7 blogger kece di bawah ini. Nggak wajib dijawab juga, sih. But you know you're more kece if you like to answer my questions. Mention aku di twitter, ya, setelah jawaban di-publish di blog kalian. *smooch*
                      1. @naztaaa
                      2. @StarLuverz
                      3. @Dee_Ivana
                      4. @veeveeve
                      5. @VandaKemala
                      6. @saputraroy
                      7. @sarahpuspita

                      Vow of Silence

                      $
                      0
                      0

                      "Silence is a source of great strength." -Lao Tzu
                      I adore Lao Tzu since I've read "Tao Te Ching". So, with no doubt, I want to prove his statement above.

                      For some people, being silent is easy to do, but not for me. I'm a talkative woman who can't stop her mouth and thumbs (if you know what I mean) from saying something I need to say (important or unimportant ones).

                      It's been proven by the uncountable tweets I've posted during these almost 3 years I've been on twitter. I didn't say that twitter is a bullshit. No! I've gained a lot of useful things (and friends) from twitter. But, the point is... I've been wasting more time and energy only to... hell no, tweeting.

                      Am I jobless? For sure, not!

                      I have a lot of things to do to get let me say a better fiuhcer.

                      I've planned to get the master degree. I've planned to travel to Java, Borneo, and Indo-China. I've planned to improve my skill in public speaking. And some important things I can't write one by one.

                      So, what's the correlation of being silent with those things?

                      "Being silent" here means tweet less, and do something for my fiuhcer. It's not easy, but if I can live 11 days without drinking coffee, I'm sure I also can live without twitter. Hey, I'm a caffeine addict. For your information.

                      This plan will be started by uninstalling some twitter clients from my phone(s) and rarely being on twitter (only when I'm online by laptop/PC).

                      How long will this plan take?

                      Maybe from now until the end of January. But if I could stand any longer, weishenme bu shiyishi?

                      I hope I could get the real strength Lao Tzu ever said. For what? For a better fiucher.

                      Wish me luck! Ciao! ^^


                      *This "Vow of Silence" is adopted from Vincentia Natalia. Read her reports of VoS here.

                      In The Name of Love

                      $
                      0
                      0
                      Picture is taken from here

                      Nafas kami saling memburu ketika bibir berpagutan. Malam ini, atas nama cinta aku ingin menyerahkan semuanya agar dunia tahu bahwa hanya dialah yang kucinta.

                      "Should we continue this, Honey?" tanyanya setelah melepaskan bibirnya dari bibirku. "Why not?"jawabku sekenanya lalu melumat bibirnya. Tubuhnya sudah menindih tubuhku. Polos; tanpa kain sehelai pun yang membalut tubuh kami. Tapi aku sangat menikmatinya.

                      Meskipun awalnya sakit, namun pada akhirnya hentakan tubuhnya di atasku menghasilkan nikmat tiada tara. Kami lalu tertidur pulas; saling mendekap sampai fajar tiba.

                      Cahaya mentari pagi yang menyusup lewat kaca jendela menyilaukan mataku. Aku lantas terbangun. Kulihat dia masih di sampingku. Wajahnya damai, seakan dia sedang terlelap di pangkuan sang pemilik surga.

                      Bibirnya yang tipis menggodaiku untuk memberi 1 kecupan lembut. Dia tak terusik saat aku mencium bibirnya. Rambut hitamnya yang pendek dan lurus masih sedikit acak-acakan setelah pergumulan semalam. Aku membelai rambutnya dan menciuminya. Dia lantas membuka mata sipitnya. Saat menyadari dia sudah bangun, dengan spontan kucubit hidungnya yang mancung. "Good morning, Honey," ucapku lembut sambil tersenyum.

                      Dia lalu mendekap tubuhku dan mulai memagut bibirku. Aku meladeni ciumannya. Dan pagi itu, kenikmatan seperti semalam kembali menjalari tubuhku.

                      ***

                      Pagi ini, sebulan setelah kejadian itu. Aku terduduk di atas kursi di depan meja rias sambil membiarkan wajahku dipoles oleh seorang penata rias. Apakah harus secepat ini? aku hanya bisa membatin seakan tak percaya.

                      ***

                      Ballroom di sebuah hotel berbintang hampir terisi penuh. Aku dan lelaki di sampingku kini menjadi pusat perhatian. Sesaat lagi, dia akan menyematkan cincin di jari manisku. Cincin pertunangan. Aku deg-degan.

                      Kuperhatikan wajahnya baik-baik. Wajahnya semringah memandang ke arah orang-orang yang hadir. Rambut hitamnya yang pendek dan lurus tersisir rapi. Hidungnya yang mancung seakan mewakili dirinya yang kuat dan kokoh serta siap menjagaku kelak.

                      "Are you okay?" suara berat dari bibirnya yang tipis sedikit mengagetkanku. "Hmm, ya. I'm okay," aku baru saja berbohong. Sebenarnya aku sangat gugup dan masih ingin mempertanyakan tentang keputusan orangtuaku ini. Matanya yang sipit menatapku dengan tatapan yang dalam, dia lantas menggenggam kedua tanganku. "Just smile and everything will be okay." Aku hanya mengangguk.

                      Aku lalu mengalihkan pandanganku ke samping kiri. Papa dengan setelan jas yang rapi dan Mama dengan dress merah yang anggun. Mereka tampak tersenyum bahagia.

                      Semuanya kini jelas, perjodohan yang mereka rancangkan sebentar lagi akan berhasil. Dan cincin pertunangan itu akan menjadi tanda semakin dekatnya hubungan antara 2 keluarga besar; keluargaku dan keluarga lelaki di sebelahku.

                      Aku harus lari! Ide gila mulai memenuhi otakku.

                      "Sepertinya Dean memang tak akan hadir. Papa sudah berkali-kali menghubungi ponselnya tapi nihil. Ke mana gerangan perginya adikmu itu, Ken?" suara seorang lelaki yang kemudian kukenali sebagai suara Papanya mengusikku.

                      Aku memang harus lari! Tanpa berpikir panjang aku berdiri dari tempat dudukku dan mulai berlari. Kuseret kaki dengan susah payah, tak kuhiraukan high heel yang terasa mulai menyakiti kakiku. Semua orang menatapku dengan tatapan heran. Aku tak peduli.

                      Saat telah berhasil keluar dari ballroom, tangannya menarik tanganku. "Where will you go?" tanyanya dengan wajah kebingungan. "Aku harus menemui Dean dan membatalkan pertunangan kita," jawabku yakin.

                      "But why? Kita sudah dijodohkan sejak kecil," nada suaranya mulai meninggi. "It's because I love Dean, Ken. I only love him though you're totally look alike him," suaraku bergetar saat menjawab pertanyaanya.

                      "Dean itu memang kembaranku. Tapi dia adikku. Dan selamanya seorang adik tak boleh melangkahi kakaknya. Itu budaya yang sudah mendarah daging di keluarga kita masing-masing. Come on! Kembalilah bersamaku ke dalam. Orangtua kita sudah menanti. Seharusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan untuk kita semua," ucapnya sambil menggenggam tanganku erat.

                      Aku melepaskan genggaman tangannya dari tanganku dan melangkah keluar hotel. Dia tak mengejarku.

                      I'm sorry, Ken! aku hanya bisa membatin sambil menghentikan sebuah taksi. Aku harus menemui Dean. Dia harus tahu hanya dialah yang kucinta.

                      Kupu-Kupu Dalam Kotak Pandora

                      $
                      0
                      0
                      Picture is taken from here

                      4 tahun lalu ia hadir dalam hidupku, tanpa disengaja. Seperti kebetulan yang mengherankan.
                      "Caterpillar in the tree, how you wonder who you'll be. Can't go far but you can always dream. Wish you may and wish you might, don't you worry hold on tight. I promise you there will come a day. Butterfly fly away."
                      Aku baru saja menulis lirik salah satu lagu favoritku di status Facebook. Ketika memperhatikan beranda, hanya selang 5 detik setelah status tersebut kutulis, seseorang juga menulis status yang sama persis. Ia jelas tidak menyalin statusku.

                      Aku tersenyum kecil saat itu. 1 notifikasi muncul.
                      Ayako Matsuyama likes your status.
                      Aku tergelitik untuk mengunjungi profilnya. Ayako; ia orang yang sama yang menulis status tadi.

                      'Kebetulan' yang kemudian membawa kami ke perkenalan yang semakin jauh.

                      Ayako. Ia seorang gadis cantik berdarah campuran: Cina - Jepang - Indonesia. Perpaduan yang unik. Umurnya saat itu baru 23 tahun, lebih tua 4 tahun dari umurku. Ia baru setahun menetap di Indonesia setelah lulus dari Universitas Tokyo. Ia tinggal di apartemen pribadinya di Jakarta, sementara Oma dan ketiga adiknya tinggal di Tangerang.

                      Kami berkomunikasi dengan bahasa Inggris karena Ayako tak fasih berbahasa Indonesia.

                      Saat itu twitter belum booming seperti sekarang. Kami lalu bertukar alamat YM juga nomor telepon. Mempererat tali persahabatan di dunia maya lewat chat, SMS, ataupun telepon.

                      Aku semakin mengenalnya. Ia sosok yang lemah lembut, perhatian, dan dewasa. Aku semakin nyaman bercerita tentang apa saja padanya. Meski kami tak pernah bersua, aku sudah menganggapnya seperti kakak sendiri.

                      Di Facebook, banyak lelaki begitu memujanya tapi semua diabaikannya. Katanya mereka hanya tertarik padanya karena kecantikannya dan ia tidak suka.

                      "If a man love you cause of your beauty, one day he will leave you when he finds another woman who's more beautiful than you," katanya saat itu.

                      Lalu suatu hari, aku menemui suatu kejanggalan.

                      Hari itu, aku mendapati pacarku berselingkuh. Antara sakit hati dan geram, aku mencari seseorang untuk mendengarkan curahan hatiku. Hanya Ayako orang yang tepat! pikirku saat itu.

                      Setelah berpikir agak lama, aku mencoba menghubunginya lewat YM dan telepon. Tapi nihil! Tak ada jawaban. Kenapa seseorang yang sangat kuandalkan malah menghilang saat aku dirundung masalah? Aku lalu mulai menyalahkan diri sendiri karena sangat bergantung pada Ayako.

                      Sampai kemudian, rasa penasaran menggodaiku mengunjungi akun Facebook-nya. Kubuka profilnya dan di situ kutemukan seorang lelaki menulis sesuatu di wall-nya kira-kira 1 jam sebelumnya,
                      "Cece, you've left your cell phone in my house. Shasha has been trying to reach you by phone for many times, but I didn't pick up the phone cause I thought it's your privacy."
                      Aku menajamkan mata, ada 1 balasan di bawahnya,
                      "Oops! I forgot my cell phone there! Please keep it safe till I come back."
                      Oh, ternyata ponsel Ayako tertinggal di rumah lelaki itu. Tetapi, siapa lelaki itu?

                      Rasa penasaran semakin menggodaiku untuk mengunjungi profil Facebook lelaki bernama Ryan tersebut.

                      Kemudian kuketahui Ryan itu sebaya denganku. Ia menyukai fotografi karena terlihat di album fotonya yang berisi foto-foto menakjubkan hasil jepretannya. Selain itu, ia juga menyukai cosplay Kamen Rider. Lucu memang ketika mengetahui seorang lelaki dewasa masih menyukai sosok pahlawan ketika masa kanak-kanak.

                      Aku merasa Ryan lelaki yang baik, apalagi karena ia juga kenal dekat dengan Ayako. Aku lalu menambahkannya sebagai teman. Tak berapa lama permintaanku dikonfirmasi olehnya.

                      Aku pun seperti menemukan seorang sahabat baru, selain Ayako. Ryan, yang adalah sepupu Ayako tak kalah menyenangkan saat diajak berdiskusi tentang apa saja. Ia seperti sudah mengenal diriku lama. Ia bahkan tahu hobbi dan kebiasaan burukku sebelum aku bercerita padanya.

                      Aku merasakan 'chemistry' yang aneh yang makin hari makin membuat jantungku berdegup tak beraturan. Apalagi ketika Ryan memulai chat di YM, jari-jariku bahkan bergetar tak karuan saat mencoba mengetikkan kalimat balasan.

                      Apakah ini artinya aku jatuh cinta pada Ryan? batinku saat itu.

                      Karena tak mampu menahan gejolak dalam dada, aku lantas menceritakan apa yang tengah kurasakan pada Ayako lewat YM karena aku masih malu mengungkapkannya langsung pada Ryan. Namun anehnya, Ayako tak terkejut. Ia malah bersikap dingin dan perlahan tapi pasti mulai menjauhiku.

                      Aku dibuat heran dengan perubahan sikap Ayako terhadapku.

                      Apakah Ayako tak setuju jika aku sampai berpacaran dengan sepupunya? Atau Ayako malah cemburu dengan kedekatan kami? Bagaimana bisa?

                      Entah ada berapa banyak pertanyaan yang saat itu berkelebat di benakku.

                      Sampai kemudian, Ayako dan Ryan hilang bak ditelan bumi!

                      Tak ada lagi nama mereka di daftar temanku di Facebook dan YM. Bahkan nomor ponsel mereka sudah tak aktif. Aku kelimpungan!

                      Apa salahku sampai mereka tiba-tiba menjauhiku?

                      Seketika aku merasa sangat kehilangan 2 orang yang selama ini membuatku merasa nyaman saat bersama mereka. Aku kehilangan sosok kakak perempuan dan sosok lelaki yang (mungkin) kucintai pada saat bersamaan.

                      Tapi, aku tak menyerah. Aku terus melacak keberadaan mereka dengan mengandalkan internet. Hari berganti bulan, tapi mereka seperti telah lenyap ditelan bumi. Meski awalnya sakit, perlahan aku mulai melupakan mereka.

                      Sampai suatu hari, saat aku membuka akun Facebook, 1 notifikasi mengejutkanku,
                      Ryan Liem wrote something on your wall.
                      Jadi, ternyata selama ini Ryan hanya menonaktifkan akun Facebook-nya? aku membatin senang.

                      Tanpa berpikir panjang aku membuka profilku dan membaca apa yang ditulisnya di situ,
                      "Tadaa! Kotak Pandora telah terbuka. Terlalu cepat memang, tak sesuai dugaanku. Tapi, pada akhirnya seperti asap yang menghilang ditiup angin begitupun diriku. Aku tak bisa dimiliki oleh siapapun, termasuk kamu. Kamu memang pintar telah memecahkan teka-teki itu. By: Ayako Matsuyama."
                      Bruk! Jantungku seperti dipaksa keluar dari dada kiriku saat itu. Aku tak mengerti maksud Ryan dengan kalimatnya itu dan kenapa juga di akhir kalimat ada nama Ayako, seakan-akan itu ditulis oleh Ayako.
                      "What do you mean?"
                      Itulah balasanku yang masih keheranan mencoba menerka maksudnya.

                      Tak berapa lama, ia membalas,
                      "Aku lelah bersandiwara. Dan berada dalam kotak Pandora lama-lama membuatku pengap. Rahasia itu memang harus terungkap, cepat atau lambat, dan seberapa menyakitkan pun kenyataan yang akan terpampang di depan matamu nanti kamu harus menerimanya. Dear Shasha, tidakkah kamu sadar bahwa aku dan Ayako adalah orang yang sama? Ya, Ayako adalah alter akunku. Ia adalah diriku yang mencoba menyelami kepalsuan dan bibir penuh dusta para lelaki. Ia adalah lelaki bertopengkan gadis cantik yang ingin mengajar dirinya sendiri untuk tidak mencintai perempuan dari parasnya. Tapi, kehadiranmu telah mengacaukan semuanya! Apalagi setelah menemukan banyak kesamaan di antara kita, dan kemanjaanmu yang membuatku merasa harus terus melindungimu. Aku (juga) mencintaimu, Shahsa! Tapi, aku sadar, aku tak bisa dimiliki! Karena aku masih ingin terus bermain dalam topeng Ayako; tertawa saat para lelaki brengsek berteriak karena tak bisa mendapatkanku."
                      Glek! Mendadak persendian tubuhku terasa rapuh. Ingin pingsan rasanya mendapati kenyataan bahwa Ryan dan Ayako adalah orang yang sama, dan kenyataan bahwa Ryan tak bisa kumiliki seperti menghempaskanku pada pusaran hitam nan kelam.

                      Aku kembali membaca balasannya. Kucerna tiap kata yang dituliskannya. Aku mengerti, sepenuhnya mengerti permainan Ryan. Hanya saja, aku belum bisa menerima kenyataan yang terpampang di depan mataku! Terlalu menyakitkan!
                      "Tapi, siapa yang selama ini meladeni teleponku ketika aku menelepon Ayako?"
                      Aku mengetik balasan tersebut sambil berharap balasan yang kudapat kalau Ryan hanya bercanda dengan teka-teki kotak Pandora itu.
                      "Itu Christin, adikku. Selama ini ia juga yang membantuku 'menipu' para lelaki bajingan! Hahahahaha."
                      Jawabannya seperti kaki raksasa yang menginjak tubuh kecilku. Aku merasa bodoh karena selama ini membiarkan diriku dipermainkan.

                      Segera kuambil segelas air putih dan meneguknya untuk menenangkan pikiran.

                      Aku harus menerima kalau Ayako itu adalah Ryan! kembali kalimat yang sama kuteriakkan dalam hati untuk mensugesti pikiranku.

                      Setelah merasa agak tenang, aku mulai mengetikkan balasan,
                      "Baiklah, meski memang berat tapi mau tak mau aku harus menerima kenyataan bahwa kamu dan Ayako adalah orang yang sama. Aku menerimanya, Ryan! Jadi, apakah itu artinya kita masih berteman? Seperti dulu?"
                      Aku merendahkan diri serendah-rendahnya dengan harapan kecemasan itu bisa berbalas hal yang manis.
                      "Shasha... Shasha! Tak semua hal di dunia ini bisa kamu miliki dengan mudah. Cinta salah satunya. Aku juga salah satunya. Karena kamu yang telah membuka kotak Pandora itu, maka aku tak berhak dimiliki olehmu."
                      Aku menangis sejadinya membaca balasan darinya. Ryan telah melukai hatiku. Telak. Aku terlena dalam permainannya yang memabukkan yang akhirnya menjerumuskanku ke dalam got yang berbau pesing.

                      ***

                      Malam ini, bulir-bulir hangat tanpa kusadari membasahi pipiku saat iPod yang sedang kuputar memainkan lagu 'Butterfly Fly Away' yang dinyanyikan Miley Cyrus.

                      Aku seperti terlempar kembali ke kejadian 4 tahun lalu itu. Sosok Ryan dan Ayako kembali bergentayangan di benakku.

                      Kupu-kupu telah terbang dari kotak Pandora dan tak mungkin kembali lagi.

                      Sebuah ide gila mendadak muncul di otakku. Aku lantas meraih ponselku dan menelepon seseorang,

                      "Hallo, Shasha. Bisa bantu saudara kembarmu ini lagi? Sepertinya ada cowok yang menarik di twitter yang ingin kudekati."

                      "Rafa! Kenapa kamu belum juga berubah? Kamu itu laki-laki dan tak sepantasnya mendekati laki-laki! Aku capek ikut dalam permainan bodohmu!" suara bernada kekesalan di ujung telepon baru saja membentakku, tapi aku tak kehilangan keberanian untuk memintanya menuruti keinginanku.

                      Memang ada yang salah dengan mencintai sesama jenis? Toh, kotak Pandora yang kupunya belum ada yang berhasil membukanya. Hahahaha. Aku menyeringai sambil mengucapkan kalimat itu dalam hati.

                      Jejak Gadis Berhijab di Boracay

                      $
                      0
                      0
                      Picture is taken from here
                      “It's like why people read scary books or go see scary movies. Because it creates a distance. They're scared, but they're not going to get hurt.” -Vincent D'Onofrio 
                      Suara deburan ombak menjadi melodi pengantar tidur di siang yang terik ini. Setelah asyik menikmati panorama alam dengan berjalan kaki di bibir pantai Phuka, Boracay, perasaan tak enak dalam hati seketika tersapu bersamaan dengan ombak yang menggulung di atas pasir putih. Memang benar kata seorang teman backpacker yang pernah berlibur kemari sebelumnya, "Amihan season is the best season to enjoy Boracay Island."

                      "Are you feel comfortable wearing that hijab on this sunny day?" suara seorang lelaki baru saja mengusik keheningan dalam pikiranku. Aku spontan membuka mata dan mencari asal suara tersebut.

                      Tampak di depan mataku kini seorang lelaki berjambang tipis dengan mata sipit yang jernih, hidungnya mancung dan rambut hitamnya berkilau tertimpa cahaya matahari. Aku menelan ludah sambil mengagumi keindahan yang terpampang nyata saat ini.

                      Keajaiban apa yang membuat seorang pangeran tiba-tiba terdampar di sampingku? batinku seketika tergelitik.

                      "Excuse me, do I know you, Mister?" aku mencoba bersikap sopan sambil sedikit berbasa-basi.

                      Ia lantas mengulurkan tangan kanannya yang dipenuhi bulu yang lumayan lebat.

                      "I'm Chantavit. How about you, Cute girl in hijab?" pipiku yang tembem mungkin sudah merona saat itu.

                      Ia baru saja memanggilku dengan sebutan "cute girl"? Mungkin ia satu-satunya lelaki yang pernah memujiku demikian selain Papaku. Angin yang sepoi-sepoi rasanya sedang menerbangkan badanku yang lumayan berat dengan entengnya ke langit ketujuh.

                      "I'm Putri. I come from Indonesia. Where do you come from, Chantal... Oops, sorry! I mean Chantaaa..."

                      "Chantavit, my name is Chantavit; maybe it's a difficult name to say. I come from Bangkok," seulas senyum membusur di wajahnya.

                      "So, your name is "Poetry"? How smart your parents to give that unique name," katanya lagi.

                      "Haha, my name is 'Putri'. In English, it means 'princess'," aku mencoba menjelaskan. Kecanggungan di antara kami seketika hilang begitu saja.

                      "Princess in Hijab, right? Anyway, are you still comfortable using that hijab on this, you know, sunny day?"tanyanya lagi sambil menatap kagum hijab berwarna pink yang kukenakan.

                      "I'm comfortable with my own commitment, so it's not a problem wearing hijab even on a sunny day like this," jawabku sekenanya sambil mengatur letak hijabku yang mulai sedikit berantakan. Rambutku yang kemerahan sedikit mencuat keluar saat itu. Dengan segera aku merapikannya dan menutupinya dengan hijab.

                      Pembicaraan kami berlanjut. Chantavit ternyata cukup mengenal Indonesia karena pernah 2 kali berlibur ke Bali dan Raja Ampat.

                      "I think Indonesia is also a great country. The tourism places are so amazing. The people are so kind. I wish someday I could travel again to Indonesia and hmm, meet you there hehe," aku hanya mengangguk sambil tersenyum simpul. Sesuatu di balik dadaku seakan ingin meloncat keluar.

                      Andai saja kamu tahu orang Indonesia yang sebenarnya, masih banyak padahal yang tidak tahu sopan dengan men-judge seseorang berdasarkan penampilan fisiknya. They act like the most perfect God's creature dan orang-orang seperti akulah yang menjadi bulan-bulanan pergunjingan mereka. Tanpa kusadari aku mulai menggerutu dalam hati dan seketika bayangan kejadian menyebalkan yang membuatku memutuskan untuk berlibur sendiri ke Boracay terputar di otakku.

                      "Si gendut lewat, hati-hati lantai bisa retak!"

                      "Put, kamu tiap hari dikasih makan arang, yah? Kok kulitmu hitam kayak arang?"

                      "Tuh pipi ditempelin bakpao kali, yah? Chubby amat kayak gajah sakit gigi."

                      "HAHAHAHA... Kamu cantik sih, tapi lebih cantik lagi kalo dimuseumkan."

                      Dan entah ada berapa banyak lagi celaan dari mereka-yang-tak-pernah-kuanggap-teman pernah masuk ke telingaku, hingga membuat gendang telingaku mau pecah. Manusia juga punya batas kesabaran dan menurutku mereka itu sudah sangat keterlaluan!

                      Untung saja aku masih punya keluarga dan beberapa teman dekat yang sangat menghargaiku sebagaimana diriku ini.

                      "Kamu itu cantik dan ciptaan Tuhan yang berharga, Putri. Jangan hiraukan kata-kata mereka. Bila mereka menghinamu itu berarti mereka iri denganmu," itulah ucapan Papa yang selalu menguatkanku; menempaku menjadi sosok yang cuek dan berpikir positif untuk setiap celaan yang masuk.

                      Tanpa kusadari mata besarku mulai berkaca-kaca ketika 'asyik bermain' dengan bayangan itu.

                      "Are you okay, Putri?" suara berat namun lembut itu membuyarakan lamunanku.

                      Sesuatu yang menggantung di dadanya berkilau tertimpa cahaya. Sebuah kalung berbentuk salib yang seketika menusuk jantungku.

                      "Sorry, but I have to go," tanpa pikir panjang aku segera meninggalkannya yang terus memanggil namaku dalam tanda tanya besar.

                      So sorry, Chantavit. But I have to make a distance with someone whom I can't be felt in love with. We're different. Totally different.

                      Pasir putih yang kuinjak seketika meninggalkan jejak. Jejak seorang gadis yang mencoba membuat jarak dengan seseorang yang telah berhasil membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

                      *Ditulis untuk menjawab #tantangannulis (part 2) Jia Effendie sebagai lanjutan tulisan Putri Jambidi"I'm Ordinary People"

                      Misteri (Pulau) Tulisan Tangan

                      $
                      0
                      0
                      Picture is taken from here

                      Dengan susah payah aku mengangkat kepalaku yang terasa berat, sepertinya aku telah pingsan selama berhari-hari setelah dihantam godam raksasa. Mataku pun masih enggan dibuka. Berat.

                      Dan saat aku telah berhasil mengembalikan kesadaran...

                      "DI MANA AKU?" Aku berteriak sekencangnya dengan rasa tak percaya, tapi anehnya mulutku tak mengeluarkan suara. Aku tampak seperti orang bodoh yang sedang berpantomim.

                      ***

                      Ruangan itu berbentuk seperti Colosseum dengan ukuran jauh lebih kecil. Dindingnya dipenuhi ukiran tulisan tangan yang indah. Tempat duduk tersusun rapi seperti di stadiun. Semua telah penuh diduduki oleh orang-orang yang sama sekali asing bagiku.

                      Sementara itu aku terduduk di kursi kayu kecil yang berada di tengah-tengah ruangan. Di depanku ada meja besar yang memanjang dan di belakangnya duduk 3 lelaki tua dengan curly-wig berwarna putih.

                      "Setelah mendengar keterangan para saksi dan berdasarkan bukti-bukti yang ada, terdakwa Annabeth Mayz dinyatakan bersalah dan dihukum selama 777 hari di pulau Grafikós Charaktí̱ras," suara lelaki tua yang duduk di tengah seketika menusuk telingaku.

                      Ia baru saja menyebutkan namaku? KENAPA? Tanda tanya besar memenuhi otakku.

                      Palu diketuk sebanyak 3 kali. 2 lelaki berbadan tegap lantas mendekatiku dan menyeretku keluar dari ruangan tersebut. Aku memberontak dan berusaha lepas dari cengkeraman mereka, tapi mereka terlalu kuat bagiku.

                      Seorang lelaki lain datang mendekat dan tanpa ragu menutupi kepalaku dengan sepotong kain hitam. Diikatnya kain tersebut sampai aku merasa sesak napas. Semuanya berubah menjadi gelap bersamaan dengan napas yang semakin sulit kuraih. Badanku melemah dan aku hilang kesadaran.

                      ***

                      Kesakitan yang amat sangat mendera sekujur tubuhku. Kubuka kedua mataku dengan susah payah.

                      "DI MANA AKU?" Tak ada suara keluar dari mulutku meski bibirku terus kugerakkan.

                      Apakah aku bisu? Bagaimana bisa? Rasa tak percaya mulai menghinggapi hatiku.

                      Kepalaku masih menengadah ke atas ketika sayup-sayup kulihat papan dengan tulisan yang sama sekali tak bisa kubaca:

                      γραφικός χαρακτήρας

                      Langkah kaki berderap mendekatiku. Dengan tatapan awas kuperhatikan sekelilingku. Seorang lelaki tua berjubah putih menghampiriku. Ia tampak seperti kakek-kakek berusia 80 tahun, setidaknya itu terlihat dari kulit wajahnya yang semakin mengerut. Ia berjanggut putih, rambut putihnya yang lurus memanjang sampai ke pinggang, alisnya yang tebal juga berwarna putih.

                      Apakah ia malaikat? Apakah itu artinya aku sudah mati?

                      Lelaki itu mengangkat tangannya dan dengan jari telunjuknya, tunggu... apakah jarinya terbuat dari granit? ia mulai menulis sesuatu di udara. Gerakan telunjuknya di udara menghasilkan cipratan cahaya berwarna biru yang membentuk tulisan yang bisa kubaca.

                      "Selamat datang di pulau Grafikós Charaktí̱ras. Sesuai surat yang kuterima dari pengadilan, Anda akan menjalani masa hukuman selama 777 hari di sini. Semoga Anda betah dan setelah bebas bisa berubah."

                      "Tapi, apa salahku? Kenapa aku dihukum? Dan siapa kamu?" Mulutku bergerak tapi tak ada suara yang keluar.

                      Lelaki tua itu hanya tersenyum dan meraih tanganku dengan tangan kirinya. Lalu dengan tangan kanannya, ia kembali menulis di udara.

                      "Berbicaralah lewat tulisan tangan."

                      Aku tak mengerti tapi mencoba menuruti sarannya. Aku terkaget ketika mendapati jari telunjukku telah berubah. Bukan daging dan tulang yang menempel, tapi granit! Persis seperti jari telunjuk lelaki tua itu. Aku sungguh tak percaya! Aku ingin menangis tapi tak ada airmata yang jatuh. Dengan keheranan, aku mengarahkan telunjuk kanan ke udara dan mulai menulis.

                      "Kenapa aku di sini? Apa salahku sampai bisa dihukum? Siapa kamu?"

                      Lelaki tua itu kembali menulis.

                      "Namaku Granitius, akulah penjaga pulau ini. Pengadilan memutuskan Anda bersalah karena terbukti tak lagi menulis dengan tangan. Anda terlalu mendewakan teknologi; laptop, ponsel, tab, dan gadget lainnya yang memberi kemudahan dalam menuliskan segala sesuatu. Buku catatan Anda bahkan didapati kosong karena Anda tak pernah menulis di atasnya lagi."

                      Hening yang sangat lama setelah itu. Aku mencoba mengingat segala sesuatunya. Tulisan tangan? Ya, benar selama ini aku memang sudah tak pernah lagi menulis tangan.

                      "Tapi, kenapa aku bisa dihukum karena hal sepele tersebut? Dan apa hak kalian menghukumku? Siapa kalian?" dengan tergesa aku menulis di udara.

                      "Sesungguhnya ini bukanlah hukuman, tapi Anda akan dibiasakan lagi untuk menulis dengan tangan. Di sini, mulut siapa pun tak akan berfungsi, hanya tangan yang berbicara. Akan Anda temui hening selama berada di pulau ini, tapi hening akan mengajari Anda untuk berbicara seperlunya; berbicara lewat tulisan tangan. Percayalah, banyak hal bisa Anda pelajari di sini."

                      Aku masih tak percaya. 'Percakapan' bodoh macam apa ini? Kenapa juga aku mau saja dihukum oleh para makhluk aneh ini?

                      "Kembalikan aku ke duniaku!" Aku mencoba berteriak tapi tetap saja tak ada suara keluar dari mulutku.

                      Lelaki tua itu hanya tersenyum sambil berlalu pergi meninggalkanku. Aku lantas terduduk dalam rasa tak percaya juga penyesalan.

                      Kenapa selama ini aku mengabaikan untuk menulis dengan tangan?

                      Kepalaku tertunduk lemas. Pikiranku semakin semrawut. Hening. Hanya hening yang mengitariku. Tak ada suara yang terdengar, tak ada airmata yang menetes.

                      Inikah kekosongan?

                      ***

                      "Tuan Granitius, tolong kembalikan aku ke duniaku! Aku berjanji akan mulai menulis dengan tangan!"

                      "Anna, bangun! Apa yang kamu igaukan?" badanku serasa digoncang dengan keras oleh seseorang.

                      Kubuka mataku dan mendapati seseorang yang kukenal. William, kekasihku.

                      "William? Kenapa kamu juga berada di sini? Kita harus menemui Tuan Granitius dan memintanya mengeluarkan kita dari pulau ini! Aku sudah berjanji padanya akan mulai lagi menulis dengan tangan. Kamu juga, William!" Repetan perkataanku hanya ditimpali dengan ekspresi kebingungan di wajah kekasihku. Sementara keringat tak henti bercucuran membasahi tubuhku.

                      "Tunggu! Apakah aku baru saja bicara? Mulutku bisa mengeluarkan suara?" Aku bertanya dengan nada keheranan.

                      "Anna, kamu hanya bermimpi! Sadarlah, Anna! Tidak ada Tuan Granitius di sini. Hanya ada aku, kekasihmu," ia lantas memeluk tubuhku yang masih tak percaya dengan apa yang sebenarnya terjadi.

                      Sedikit kelegaan menyeruak di hatiku. Apakah benar aku hanya bermimpi?

                      Saat mengangkat tanganku, kuperhatikan jari telunjukku dan.... jari tersebut masih terbalut granit.

                      "William! Kita harus keluar dari pulau ini!"

                      Tak ada suara keluar dari mulutku, hanya ada hening yang mencekam setelah itu.

                      -TAMAT-

                      Books For Couple

                      $
                      0
                      0
                      Sebagai pembaca (yang selektif), kadang 'kesal' ketika mendapati buku yang saya beli ternyata tidak sesuai selera. Karena bagi saya selera itu harga mati. Saya mencomot buku dari toko buku pertama-tama dengan mempertimbangkan selera. Tapi sialnya, kadang blurb bisa menipu! Ibarat membeli kucing dalam karung, begitulah ketika membeli buku yang tidak sesuai selera.

                      Itulah mengapa beberapa buku yang saya beli TIDAK saya lanjutkan untuk dibaca, karena terlalu membosankan bahkan di beberapa halaman awal. Tak hanya buku yang dibeli dari toko buku langsung, pun buku yang dibeli online (karena pengaruh promosi di twitter oleh entah siapa). Saya tidak menghakimi di sini tapi hanya memberikan penilaian subjektif, dan semua ini dikembalikan ke selera.

                      Selera baca saya bisa saja sangat berbeda denganmu. Bisa saja buku yang membosankan di mata saya malah mengasyikkan di matamu. Hingga atas dasar pertimbangan itulah dan berhubung saya sedang merapikan rak buku di kamar saya, maka saya ingin membagi 4 buku GRATIS (masing-masing 2 buku untuk sepasang yang beruntung)? Sepasang means temenan, patjaran, suami-istri, dsb.

                      Ini foto rak buku di kamar saya yang kini kosong melompong. Dalam proses seleksi ulang buku yang layak pajang. ^^
                      Anyway, 4 buku yang akan saya bagi GRATIS semuanya adalah buku bekas (alias sudah saya buka segelnya, entah dibaca atau tidak).

                      Paket 1

                      Paket 2
                       Dan inilah penampakan bagian dalam keempat buku tersebut...

                      "Best of Monday Flash Fiction"

                      Kumcer "Random"

                      "Buku yang Kau Benci"

                      Kumcer "Ciuman untuk Eros"
                      Tertarik untuk memiliki buku-buku di atas? Caranya mudah saja:
                      1. Wajib follow akun twitter saya: @sindshn
                      2. Tweet dengan format: "MAU buku gratis? Cek TL @sindshn" lalu cc-in ke 1 temanmu. Contoh tweet: MAU buku gratis? Cek TL @sindshn. cc: @sinshaen
                      3. Semakin banyak tweet yang dikirim (tentunya dengan mention orang yang berbeda), maka semakin besar pula peluang untuk menang.
                      Giveaway #BooksForCouple ini saya adakan sekaligus dalam rangka menyambut Valentine's Day, berbagi, dan yang terutama menambah teman yang juga mencintai buku seperti saya. Dan penentuan pemenang adalah lewat UNDIAN yang akan saya lakukan pada tanggal 13 Februari 2014.

                      Pengumuman pemenang pada tanggal 14 Februari 2014.

                      Jika ada yang bertanya, "Bukankah dengan mengikuti giveaway #BooksForCouple akan menimbulkan kesan nyampah di TL?" Maka jawaban saya, "Ikutilah giveaway ini dengan niat yang tulus tanpa menimbulkan kesan mengganggu ketenteraman teman-teman kalian."

                      Jadi, sudah siap ikutan? Saya tunggu partisipasinya di tab mention saya. Thank you!*smooch*

                      Review Novel "Semusim dan Semusim Lagi"

                      $
                      0
                      0
                      Foto sampul dicomot dari sini
                      Judul Buku: Semusim, dan Semusim Lagi
                      Pengarang: Andina Dwifatma
                      Editor: Hetih Rusli
                      Tebal: 232 hlm; 20 cm
                      Cetakan: 1, April 2013
                      Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


                      Absurd! Itulah kesan pertama saat memperhatikan sampul novel ini. Jadi, apa hubungannya judul (bahkan isi dalam novel ini) dengan si ikan mas koki yang tengah duduk santai di atas kursi besi di sebuah taman? Itulah pertanyaan yang menyetrum rasa penasaranku.

                      Tak sabar, aku pun langsung membuka segel novel ini dan memutuskan segera membacanya saat itu juga.

                      *Novel ini diberikan langsung oleh penulisnya karena aku menang kuisnya beberapa waktu lalu. Waktu itu iseng ikutan karena memang tertarik setelah baca review di google tentang novel ini, eh tahunya menang! Hmm, kalaupun tidak menang aku sudah berniat untuk tetap membeli dan membacanya. Serius. Anyway, aku membaca novel ini dalam penerbangan dari kotaku menuju ke kota anu (tak perlu disebutkan di sini karena memang tidak penting untuk diketahui, hehe...)

                      Well lanjut...

                      Menggunakan sudut pandang orang pertama, si "aku" (yang bahkan sampai akhir cerita tak pernah disebutkan namanya) mengantarkanku pada 1 pemikiran: sesuai dugaan, karakter utama dalam novel ini pastilah seorang yang absurd!

                      Si "aku", seorang gadis pendiam juga penyendiri yang selama 17 tahun hanya tinggal dengan ibunya yang adalah seorang dokter bedah yang teramat sibuk hingga digambarkan bahwa si "aku" merasa bahwa ia memang lahir dari rahim ibunya tapi tak sedikitpun memiliki ikatan batin dengannya. Di mana Ayahnya?

                      "Aku" sangat menyukai sejarah, sampai-sampai untuk segala benda ia mempertanyakan asal-muasalnya; mulai dari gelas bahkan sampai permainan petak umpat yang ia putuskan tak memainkannya ketika kanak-kanak karena temannya tak mampu menjelaskan asal permainan tersebut. Karakter yang unik!

                      Cerita ini dibuka dengan dilema dari si "aku". Ia mendapatkan 2 buah surat: 1 dari universitas (karena ia baru lulus SMA dan berencana kuliah jurusan sejarah sesuai cita-citanya menjadi seorang ahli sejarah), dan 1 surat lagi dari seseorang dari kota S; seseorang yang kemudian diketahuinya adalah ayahnya.

                      Mengejar cita-cita atau menjawab kerinduannya selama ini akan sosok seorang ayah; seseorang yang sama sekali abstrak dalam benak si "aku"? Dilema yang kemudian setelah melalui diskusi alot yang 'aneh' dengan ibunya membulatkan tekad si "aku" untuk terbang ke kota S, tempat ayahnya tinggal.

                      Kehidupan di kota S semakin menyingkap jati dirinya. Pertemuan dengan J. J. Henri, bawahan ayahnya yang menurutnya menyenangkan, Muara yang adalah anak J. J. Henri, Oma Jaya yang percaya reinkarnasi, ayahnya yang ternyata sakit berat dan belum bisa ia temui bahkan sampai berminggu-minggu berada di salah satu rumah ayahnya di kota S, dan Sobron si ikan mas koki yang ajaibnya bisa berkomunikasi dengannya.

                      Rangkaian kejadian aneh, diskusi cerdas dan berisi antara si "aku" dan Muara karena mereka sama-sama pencinta buku dan musik, pertemuan dengan Oma Jaya yang mengantarkan pada 'pertemuan' dengan Sobron dituturkan dengan lugas, cermat, diksi yang luas, dan alur yang apik, serta metafora yang tak biasa (tapi tetap saja memukau karena enak dibaca).

                      Mengangkat tema absurditas tentu bukanlah perkara mudah, tapi penulis berhasil menyeretku sebagai pembaca untuk turut menjadi si "aku" dalam ceritanya.

                      Lewat rangkaian kejadian absurd yang terjadi, membentuk satu benang merah bahwa ini adalah tentang mendengarkan suara hati. "Ia" bisa berbentuk apa saja, segala hal yang bersinggungan dengan diri seseorang secara tidak langsung berpengaruh pada bagaimana hati kecil itu hendak berbicara kelak.

                      Dari cerita ini, ada hal penting yang kupelajari bahwa saat kita terperosok dalam kesendirian kadang ada saja yang berniat memanfaatkan kenaifan kita, pura-pura mengisi kekosongan hingga kita terbuai, saat kita tiba-tiba disadarkan oleh hati kecil yang bicara apa yang kita lakukan kemudian dinilai dunia sebagai sebuah kegilaan. Namun pada akhirnya, yang menentukan kebahagiaan kita adalah diri kita sendiri, seberapa buruk pun masalah yang membelit kita. Dan, poin terpenting: perasaan dicintai adalah anugerah terbesar dalam hidup.

                      Ending yang bisa diterima meskipun aku sedikit menitikkan air mata saat menyelesaikan membaca novel ini. Tentu saja air mata haru juga sedikit kesedihan.

                      Dan inilah beberapa kutipan menarik dalam novel ini:
                      "Kita tidak pernah benar-benar kehilangan sesuatu yang tidak pernah dimiliki, kecuali kalau kita membandingkan situasi dengan orang lain dan jadi merana sendiri karenanya." (Hal. 20)

                      "Aku sendiri hanya bicara jika aku mau, meski kebanyakan aku lebih suka diam saja. Kalau orang-orang di sekitarku bicara bla-bla-bla aku sering membayangkan mereka seperti acara di layar televisi, aku bisa memencet tombol MUTE dan mereka akan mangap-mangap seperti ikan mas koki sementara aku kembali asyik dengan pikiranku sendiri." (Hal. 26)

                      "Satu hal paling lucu tentang orang dewasa adalah: kau bisa mengatakan hal paling konyol atau kebohongan paling musykil dan mereka tidak akan tertawa, bahkan memercayai apa yang kaukatakan, selama kau bicara dengan gaya teramat meyakinkan." (Hal. 42)

                      "Aku tidak mengerti kenapa orang sering memupuk keingintahuan tentang hidup orang lain, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan hidup mereka sendiri." (Hal. 64)

                      "Kebanyakan manusia seperti itu. Seperti anak anjing yang mengejar ekornya sendiri, manusia selalu berputar-putar, mencari jawaban dari berbagai pertanyaannya. Karena sibuk mencari di luar, ia tidak menyadari apa yang dicarinya sudah ada dalam diri sendiri." (Hal. 102)

                      "Nak, apa agamamu?"
                      Aku menggeleng.
                      "Kamu percaya Tuhan?"
                      "Kadang-kadang." (Hal. 187)

                      "Aku tidak mengenali diriku sendiri. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan. Aku tidak percaya apa-apa lagi sekarang." (Hal. 190)

                      "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada hidupku selanjutnya, tapi anehnya, aku merasa baik-baik saja. Ayah ada di sisiku kini. Aku merasa semusim paling berat dalam hidupku telah terlewati, dan aku siap untuk musim selanjutnya. Lalu mungkin semusim, dan semusim lagi... Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku benar-benar bahagia." (Hal. 230)
                      Menurutku, penulis novel ini tak hanya cerdas tapi beliau juga absurd pada saat yang bersamaan. Bagaimana caranya bisa menciptakan karakter yang benar-benar unik dengan kisah hidupnya yang begitu absurd tapi dengan pesan yang begitu dalam tanpa menggurui?
                      So, for this novel I surely want to give 5 out of 5 stars!
                      You know you 'waste' your precious time wisely if you spend it by reading some good books. This book is one of those good books. Indeed.

                      Jadi, sudah memutuskan untuk membaca novel ini?

                      Thanks for this book and also the signature... *love struck*

                      Review Buku "A Cup of Tea for Writer"

                      $
                      0
                      0
                      Gambar sampul dicomot dari sini
                      Judul buku: A Cup of Tea for Writer
                      Penulis: Triani Retno A., Herlina P. Dewi, dkk.
                      Tebal: 195 halaman
                      Penerbit: Stiletto Book
                      Cetakan I: September 2012


                      Whoooaaaa! Setelah menunggu nyaris hampir sebulan (karena bencana banjir bandang yang menimpa kotaku hingga menyebabkan keterlambatan dalam proses pengiriman paket) akhirnya buku ini (beserta 5 buku lainnya) yang kuorder langsung dari penerbitnya sampai juga ke tanganku.

                      Karena berencana melakukan traveling selama seminggu, tanpa ragu aku mencomot buku ini (dan 6 buku lain) untuk kubawa sebagai "teman seperjalanan".

                      Kejutan apa yang bisa diberi oleh buku kecil ini? Itulah pertanyaan yang menyeruak dari batinku ketika membuka segelnya. Tak hitung 3, setelah segel terbuka, larutlah aku dalam kisah-kisah inspiratif tentang perjuangan para penulis di luar sana untuk hidup dalam hasratnya, yaitu: menulis.

                      Mengambil tema tentang menulis (atau lebih tepatnya perjuangan menjadi penulis) tentu sangat menarik di mataku. Sebagai seseorang yang mencintai dunia menulis (I let you call me as a "newbie" in writing) buku ini tak hanya sekadar menginspirasi tapi juga seperti memberi suntikan semangat kepada newbie writer sepertiku.

                      Terdiri dari 20 kisah inspiratif para penulis (yang beberapa nama di antaranya sudah tak asing di telinga, seperti: Ika Natassa, Ollie, Herlina P. Dewi, Mpok Mercy Sitanggang, dll) yang disajikan dengan gaya bertutur khas masing-masing penulis. Ada kisah yang mengharukan, lucu, memancing emosi pembaca, "menampar", yang kesemuanya mampu menyeretku untuk lebih meyakini diri bahwa kalau mereka pun bisa, kenapa aku tidak?

                      Lewat buku ini pun, aku diajak "berkenalan" dengan para penulis berbakat di luar sana (maka follow akun twitter mereka adalah hal pertama yang kulakukan setelah membaca buku ini) *smirk*

                      Sampul yang eye-catchy pun huruf yang digunakan dalam buku ini yang enak dibaca membuatku merasa nyaman melahap habis buku kecil ini selama ±2 jam. Selain itu, adanya quotes di akhir tiap cerita menjadi semacam bumbu penyedap yang 'melezatkan' rasa buku ini.

                      Buku yang ringan, tapi sarat makna (tanpa menggurui). Meski ada beberapa halaman dalam buku ini yang cetakannya rada buram hingga aku harus sedikit melotot agar bisa membacanya, but overall this book is a good one!

                      2 jam waktu yang kuhabiskan untuk membaca buku ini terasa sudah benar-benar kumanfaatkan dengan baik, pun dengan sejumlah uang yang "kuinvestasikan" untuk membeli buku ini. Ya, bagiku membeli dan membaca buku (bagus) adalah suatu bentuk investasi, tepatnya meminjam istilah Bong Chandra investasi leher ke atas.

                      Kalau boleh usul, A Cup of Tea for Writer sebaiknya dibuat seri kedua (dst...), karena bukankah ada begitu banyak penulis di luar sana dengan kisah mereka jungkir-balik di dunia kepenulisan yang tentu bisa menginspirasi lebih banyak orang lagi? Usul saja, sih. Hehe...

                      Sebagai pencinta kopi, kupikir tak ada salahnya juga melahap buku ini sambil ditemani beberapa cangkir kopi.
                      So, for this book I surely want to give 4.5 out of 5 stars!
                      Berikut ini beberapa kutipan menarik dari "A Cup of Tea for Writer":
                      "Apa yang bisa membuat hati seorang penulis begitu hangat dan bersemangat? Apa yang bisa membuat mata seorang penulis berkaca-kaca karena terharu dan bahagia? Tak lain ketika mengetahui pembaca mendapat manfaat dari tulisannya. Ketika pembaca berubah menjadi lebih baik." -Triani Retno A. (Hal. 7)

                      "Ketika tak sanggup menyampaikan isi kepala, menulislah. Ketika tak sanggup mengucapkan semua isi hati, menulislah. Tulisan adalah rekam jejak terbaik bagi mereka yang kelak kita tinggalkan di dunia." -Ririe Rengganis (Hal. 15)

                      "Aku akan tetap menulis, bukan sekadar untuk populer dan kaya tapi karena menulis itu menyenangkan. Aku juga belajar satu hal penting: tak ada penulis sukses yang sombong." -Whianyu Sanko (Hal. 24)

                      "Menulis bisa membawa kamu ke mana saja di dunia ini." -Ollie (Hal. 37)

                      "Writing is my pleasurable voyage with mind and soul." -Juliana Wina Rome (Hal. 47)

                      "Ketika kau tidak bisa mengucapkan sesuatu, tidak usah takut karena kau masih bisa menuliskannya. Lakukan sekarang dan kau akan merasa lega." -Mpok Mercy Sitanggang (Hal. 57)

                      "Penulis adalah seseorang yang ingin meruntuhkan benteng. Penulis tidak menciptakan benteng untuk menjadikan singgasana bagi dirinya sendiri." -Nuri Novita (Hal. 62)

                      "Aku bukanlah penulis. Aku hanya seseorang yang merangkai impian melalui jalinan kata indah yang tak akan ada habisnya. Aku mencandu kata-kata. Aku akan terus berada di dalam dunia kata hingga kelak aku mampu berkata pada dunia bahwa aku pernah ada." -Monica Anggen (Hal. 89)

                      "Bersama buku, aku bermimpi dan hidup." -Herlina P. Dewi (Hal. 109)

                      "Touching lives with words. Sounds superficial and cheesy, but sometimes it happens, and when it does, I'm flattered." -Ika Natassa (Hal. 137)

                      "Menulis tak ubahnya berjalan. Banyak hal tak terduga yang bisa dijumpai sepanjang kilometernya. Melelahkan, kadang. Namun, dari balik debu, genangan fatamorgana, serakan kerikil, tanjakan curam, atau semak belukar yang memperlambat laju berjalan, akan kita temukan hal-hal indah yang mengayakan batin." -Lalu Abdul Fatah (Hal. 146)

                      "Berkenalan dengan berbagai tipe dan sifat penulis membuat saya belajar untuk memperkaya hati. Yang putih saya serap energinya habis-habisan, yang hitam menyebalkan, saya tinggalkan sambil tersenyum. Beres toh." - Ina Inong (Hal. 154)

                      "Menulis adalah takdir yang harus digenapi, dan takdir tidak pernah mengenal kata berhenti. Ia akan terus menjentera mimpi. Maka aku akan selalu mabuk, mabuk kata-kata dan aksara." -Skylashtar Maryam (Hal. 166)

                      "Mengapa menulis? Jawaban saya, karena menulis membuat saya terus tumbuh, berkembang dengan senang. Menulis membuat saya hidup." -Reda Gaudiamo (Hal. 173)
                      Buat newbie writers di luar sana, aku sarankan untuk membaca buku ini. Bukankah salah satu cara belajar adalah dengan belajar dari pengalaman orang lain? So, if you love writing, you also need to learn from other writers out there.

                      Terima kasih juga untuk Stiletto Book sudah menerbitkan buku ini dan atas pelayanannya yang memuaskan. Aku tak ragu-ragu lagi untuk belanja buku di Stiletto Book pada kesempatan yang akan datang. Keep spreading the spirit of reading and writing (good) books! *smooch*
                      Viewing all 178 articles
                      Browse latest View live